Happy reading
Terkejut. Begitu respon kaiden ketika mendapat bogeman mentah begitu keluar dari ruangan pagi ini.
Mahatma, sang ayah menatap nya nyalang. "Papa ga pernah ajarin kamu jadi cowo brengsek, kaiden"
Kaiden mengawang. Apa yang ayah nya bicararakan? Apakah allara yang memberitahu semua hal yang terjadi antara mereka?
Seolah paham gerak-gerik anaknya, Mahatma mengeluarkan ponsel dari saku nya, mengetikkan sesuatu lalu melemparnya pada kaiden, beruntung nya gesit ditangkap.
Kaiden montefalco tertangkap kamera tengah beradegan panas dengan seorang wanita
Dalam artikel tersebut tertera foto kaiden yang tengah berciuman dengan zoe semalam. Foto yang diambil dari luar rumah sakit melalui jendela ruangan yang terang dan tembus pandang itu menampilkan dengan jelas wajah serta perawakan kaiden.
"Kamu tau resiko apa yang bakal kamu terima kalo nama kamu jelek di masyarakat?" tanya Mahatma. "Papa mau sekarang juga kamu berbicara dengan om Gardan dan secepatnya mengadakan konferensi pers"
"Jangan muncul di depan saya kalo semua nya masih kacau" Mahatma hendak berbalik tetapi kembali menatap anaknya. "Satu lagi, saya ngga akan memberi kamu bantuan dalam bentuk apapun. Tanggung jawab dan atasi masalah yang kamu buat, sendiri."Kaiden menatap layar ponsel yang masih menyala. Siapa? Siapa yang melakukan ini semua sampai terbongkar? Hanya satu nama yang terlintas di benak kaiden. Membuat ia langsung bergegas untuk menemuinya.
-
"Aku bener-bener ngga nyangka dia bisa sejahat itu, Mas" Halen benar-benar terkejut mengetahui berita yang ramai diperbincangkan tentang anaknya. Sejak pagi tadi, puluhan wartawan datang ke kediaman untuk menanyakan hal tersebut.
"Saya udah ngira kalau perjodohan dia ngga bakal berhasil baik. Kaiden dan perempuan itu masih berhubungan bahkan setelah dia nikah. Saya ngga tau gimana pola pikir anak kamu, Halen"
"Apa kita harus ketemu Gardan sekarang? Mereka pasti kecewa banget tau berita ini. Aku ngga enak sama mereka, Mas"
"Gardan sama istrinya lagi di singapore, saya udah telpon mereka. Mereka bilang bakal atur ulang jadwal kerja biar bisa pulang ke indonesia hari ini"
"Kita harus ngomong apa sama mereka?"
"Biar kaiden yang jelasin semuanya"
-
"Cari Allara?" Suara itu membuat kaiden yang tengah memencet bel apartment Allara menoleh.
"Cari istri gue"
"Lo ngga pantes disebut suami, kaiden montefalco. Lo bahkan ngga bertanggung jawab atas dia" Faru menatap kaiden penuh arti.
"Ngga usah ikut campur urusan rumah tangga gue"
"Gue juga ngga mau ngurusin rumah tangga lo, tapi sikap lo sama allara bener-bener bikin gue muak. Sekarang liat, bahkan keberadaan istri lo sendiri lo ga tau, masih pengen disebut suami sama dia? Ceraikan dia sekarang, kaiden"
"Ga usah ngatur-ngatur gue. Kasih tau dimana allara sekarang"
-
Kaiden heran, Faru membawanya kembali ke rumah sakit. Keduanya kini berhenti di depan ruang oprasi.
"Allara di ruang oprasi. Kecelakaan semalem bikin dia keguguran"
Kaiden mengerutkan kening. Mungkin semalam waktu yang panjang hingga banyak peristiwa yang tidak ia ketahui?
"Kapan allara kecelakaan?"
Faru terkekeh sarkastik. "Kalo lo anterin dia pulang semalem, dia ga bakal jadi sasaran penjahat. Lo bisa liat cctv di tangga darurat. Ngga usah khawatir, gue udah urus kasus ini. Pelaku nya masih dalam pencarian polisi dan anak buah gue"
"Setelah oprasi selesai nanti, gue mau lo ceraikan allara. Gue ngga tega liat orang yang gue sayang diperlakukan ga adil dan seenaknya"
-
Kaiden memasukkan ponsel ke dalam saku. Pesan dari Denis tentang kekacauan di perusahaan nya memunculkan beban di pikiran kaiden.
Mendudukkan diri di kursi samping brankar, kaiden menatap istrinya yang memejam. Allara baru selesai oprasi dan dipindahkan ke ruang rawat.
Wajah tenang itu nampak damai. Ekspresi ceria sekaligus menyebalkan yang selalu ia lihat menghilang. Kilas balik peristiwa-peristiwa yang mereka lalui terputar, membayang-bayangi pikiran kaiden.
Ditendang hingga terguling dari atas tangga, dipukul berkali-kali dan ekspresi kesakitan allara membuat laki-laki dihinggapi rasa bersalah begitu melihat rekaman cctv yang ia saksikan sebelum kemari.
Ego yang menguasai membuat kaiden bertindak tanpa memikirkan hal lain nya. Ceroboh, kaiden akui hal itu. Ia lalai menjaga allara sebagaimana harusnya seorang suami menjaga dan bertanggung jawab atas istrinya.
Apakah selama ini ia terlalu kejam pada Allara? Perasaan nya tak karuan. Ia tidak pernah berfikir bisa menimbulkan kekacauan seperti sekarang.
"Ada wartawan didepan" Kedatangan Faru memecah lamunan nya. "Kayanya lo harus cepet cepet klarifikasi ke publik. Jangan khawatir soal allara, gue bakal tetep disini jaga dia"
"Gue ngga bakal pergi sebelum allara sadar"
"Dia sadar pun belom tentu mau liat muka lo" Faru meletakan buah-buahan yang baru ia beli di atas nakas. Jaga-jaga untuk Allara ketika sudah sadar nanti.
-
"Banyak investor yang menarik kembali modal. Beberapa perusahaan juga membatalkan perjanjian kerjasama. Artikel itu sepertinya sangat berdampak pada perusahaan" jelas Danis. Rapat diadakan mendadak untuk membahas kondisi perusahaan.
Kaiden tidak mengerti bagaimana cara berfikir masyarakat hingga berita itu berdampak besar bagi perusahaan nya. Ia rasa hal itu beda konteks.
"Saya akan mengadakan konferensi pers secepatnya, tolong persiapkan, Danis" ujar kaiden dibalas anggukan oleh Danis. "Saya benar-benar meminta maaf sebesar-besar nya atas kekacauan yang sudah saya buat. Jangan khawatir, saya menjamin perusahaan ini tidak akan bangkrut. Kalaupun benar-benar terjadi, saya tidak akan lepas dari tanggung jawab saya"
"Saya rasa rapat cukup sampai disini, terimakasih atas waktunya"
-
Kacau. Sangat kacau. Artikel yang masih disiasati siapa penulisnya itu membawa problematika dalam bagian kehidupan kaiden. Permasalaham di perusahaan, kejahatan yang menimpa allara dan kini kaiden harus menghadap Gardan, mertua nya.
"Kaiden bener-bener minta maaf. Papa bisa menghukum sesuka hati, kaiden bakal terima"
"Saya ngga akan hukum kamu, tapi saya minta kamu ceraikan anak saya secepatnya"
889 words
Sab, 21 januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLARA [TERBIT]
General FictionSuka kepada seseorang berarti harus siap dengan segala resikonya. Dikandang paksa menikah tidak pernah ada dalam perkiraan allara. Mulanya, ia setengah hati, tapi begitu tahu laki-laki yang akan dijodohkan dengannya adalah seseorang yang ia cinta d...