Happy Reading!
Vote dan komen, yuk!Tandai dikomen kalau ada typo.
••••
Seorang wanita paruh baya yang sedang terduduk dengan anggun di samping ranjang, menatap putri kandungnya dengan cemas.
Pasalnya sudah satu setengah jam berlalu setelah putrinya terbangun dari tidur nyenyaknya, dia masih belum berbicara apapun. Putrinya terlihat seperti orang linglung, kedua mata cantiknya berlarian menatap atap plafon di atas sana, sesekali alisnya berkerut seperti sedang memikirkan sesuatu yang rumit.
Tapi ini memang rumit...
Baginya.
"Raina sayang..." panggilnya dengan lembut.
Wanita itu langsung mendekat saat melihat Rainaㅡputrinya yang akhirnya menatap ke arahnya, tangannya bergerak mengelus punggung tangan putrinya dengan lembut.
"Sayang, kamu bisa dengar suara bunda?" tanya Rikaㅡbundanya dengan penuh harap.
Raina mengangguk pelan, kedua matanya sudah berkaca-kaca. "Bunda ..."
Bunda Rika menghela napas dengan lega, lalu merentangkan kedua tangannya dan memeluk Raina dengan erat. Begitu pula dengan Raina, dia membalas pelukan bundanya tak kalah erat.
"Astaga, Raina! Kamu buat sekeluarga khawatir, besok-besok tidak usah panjat-panjat kayak gitu lagi! Bunda bener-bener trauma."
Raina mengerutkan alisnya binggung, lalu melepas pelukan bundanya. Menatap bundanya dengan kedua mata yang masih berkaca-kaca.
"Aduh, duh. Anak bunda yang cantik, jangan nangis. Bilang sama bunda, mana yang sakit?" tanya bunda Rika dengan meneliti seluruh tubuh Raina, takut jika ada sesuatu yang lecet lagi.
Raina mengerjap, lalu memeriksa seluruh badannya, tidak ada apa-apa. Mengingat tali yang dililitkan dilehernya dengan reflek kedua tangannya menyentuh lehernya, siapa tau lilitan tali itu membekas.
Tetapi dia tidak merasakan apapun...
Melihat putrinya yang meraba-raba lehernya sontak membuat Rika panik, apa putrinya mengalami cedera dibagian lehernya? Astaga!
"Bunㅡ"
"Iya sayang, kenapa? Kenapa? Apa leher cantikmu sakit? Apa kamu merasa lehermu patah? Bisa saja dokter lupa memeriksa dibagian lehermu, astaga! Bisa-bisanya dokter jelek itu tidak memeriksa bagian lehermu yang mungkin ada keretakan saat kau jatuh."
Mendengar kalimat bundanya yang panjang dan lebar itu, membuat Raina terdiam mencerna apa yang dikatakan bundanya.
Jatuh? Dirinya jatuh?
Jatuh apa? Maksudnya apa...
Raina memutar otaknya kembali mengingat kejadian dimana dia digantung oleh pacar dan adik angkatnya. Dia sangat ingat jika dirinya ditinggalkan saat keadaannya sudah sekarat, saat seluruh badannya terasa begitu sakit, saat tak ada lagi yang akan menolongnya.
Seingatnya dia digantung bukan jatuh...
"Yah! Ayah!! Cepat kemari, Putri kesayanganmu sudah bangun!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Liebling!
ChickLit[ SELESAI ] Selamat membaca. sorry if there is a typo(s) Dia, Lorraina Vabella. Dia gadis cantik yang angkuh. Dia gadis manis yang sombong. Dia seharusnya sudah meninggal. Rencana busuk yang dilakukan adik angkat dan pacarnya, mengakibatkan nyawanya...