06. Perubahan Raina

83.8K 8.4K 143
                                    

Happy Reading!
Vote dan komen, yuk!

Tandai dikomen kalau ada typo.

•••••

Gina sedikit terkejut menatap Raina dan Alric yang berada di depannya, tepatnya berada di parkiran mall yang Gina kunjungi juga. Tak lama, kemudian Gina beralih menatap beberapa tas belanjaan yang mereka berdua bawa.

Mereka belanja bersama? Batinnya.

Otaknya mulai berpikir yang tidak-tidak, tetapi sebisa mungkin Gina mengalihkannya ke arah positif.

"Kak Raina kok bisa di sini sama Kak Alric?" tanya Gina penasaran.

Raina mengangkat alisnya, menatap Gina aneh. "Yang harusnya nanya itu gue, kok lo ada di sini? Ini masih jam sekolah?"

Raina melirik jam tangan miliknya, ini masih jam 10 pagi. Jelas jika di sekolah adalah jam pelajaran, jam istirahat juga sudah terlewat, lalu, bagaimana Gina bisa berada di luar sekolah? Sangat aneh.

"Lo bolos?" tanya Raina lagi.

"Oh ... kayak biasa kok Kak," jawab Gina dengan memamerkan senyumannya.

Kayak biasa? Raina mengerutkan alisnya, mencerna ucapan Gina.

Perlahan, ingatannya membawanya pada masa dirinya dan Gina, tepatnya pada enam bulan yang mendatang. Sekarang Raina ingat, selain keras kepala, Rain juga hobi berfoya-foya, tentu saja dia mengajak adik angkatnya tercinta.

Pada masa itu, di saat Raina atau pun Gina memiliki uang dari hasil kerasnya mereka meminta pada ayah dan bunda, mereka tidak akan pernah menyimpan uang itu dalam kurun waktu yang lama, bahkan tak mengenal waktu, seperti hal nya di jam sekolah. Harusnya mereka pergi ke sekolah, tetapi nyatanya mereka pergi ke mall, salon, dan bar.

Menghabiskan semua uang dalam sekejap.

Tentu itu semua terjadi setelah Gina merayu Raina dengan kata-kata mutiara miliknya. Dan sekarang, Raina merasa jika dirinya baru saja dibodohi Gina lagi.

"Lo ... Beli itu pake uang yang lo minta ke Ayah buat beli buku pelajaran?" Raina menatap Gina cemas, tebakannya pasti benㅡ

"Iya, Kayak biasa kita lakuin. Kakak nggak ngajak aku shopping, yaudah aku minta Ayah uang. Ya pake alasan itu, karna nggak mungkin aku di kasih kalo nggak ada alasannya," jelas Gina.

Raina mengepalkan tangannya mendengar ucapan Gina, dirinya ingin marah. Tetapi saat Gina membawa-bawa dirinya yang sekarang dan disama kan dengan dirinya pada masa itu membuat Raina ingin kembali menangis, dirinya kembali mengingat kehancuran keluarganya dan kematiannya lagi.

"Stop, gue minta sama lo jangan pernah lagi minta uang sepersen pun sama Ayah gue," tegas Raina.

Gina melebarkan matanya, menatap Raina tak percaya. "Maksudnya?"

Raina menatap Gina dalam, kemudian tersenyum manis. Senyum yang biasanya dirinya dulu tunjukan pada Gina, tanda bahwa dirinya luluh dengan ucapan Gina.

"Minta ke gue. Bukannya biasanya gue yang kasih lo uang?"

Melihat Gina yang mengangguk dengan semangat membuat Raina tertawa dalam hati, terlintas dipikirannya sebenarnya dulu itu yang bodoh dirinya atau Gina? Tetapi Raina tidak bisa senang dulu, dia sangat tahu jika Gina memang selalu memasang wajah polos, tetapi otaknya sungguh licik.

Diam-diam Raina tersenyum miring, jika Gina bermain licik, maka dirinya akan bermain cantik.

"Ekhem."

Hello, Liebling!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang