HAPPY READING GUYS!
VOTE KOMENNYA JANGAN LUPA 💘°°°°°
Raina menuangkan air panas ke dalam dua gelas yang telah berisikan bubuk coklat. Dua gelas coklat panas ia pilih untuk menemaninya dan Alric malam ini. Hal kecil yang Raina ketahui sekarang adalah Alric ternyata termasuk orang yang menyukai minuman coklat panas. Raina tak tau apakah Alric menyukai kopi atau menyukai teh, karena itu Raina memutuskan membuat coklat panas. Saat di rumah Raina waktu itu, Alric terlihat tak menolak secangkir coklat darinya.
Ia meletakkan dua gelas coklat panas itu di atas nampan yang tersedia, tersenyum kecil melihat asap yang mengempul di atas gelas tersebut. Raina mengedarkan pandangannya mencari sesuai yang bisa dimakan, Raina tak begitu pandai dalam hal memasak. Saat ia melihat begitu banyak bahan olahan di kulkas Alric, ia jadi binggung sendiri. Ingin mencoba memasak sesuatu tetapi Raina takut masakannya tidak menjadi masakan pada umumnya.
Akhirnya Raina mengambil beberapa buah yang ada di dalam kulkas, seperti apel, anggur, dan mangga. Raina memotong apel dan mengupas mangga, lalu menatanya di atas piring. Raina berdecak kagum dengan fasilitas yang ada apartemen ini, apartemen milik sultan memang tak pernah mengecewakan.
Ia membungkuk, ingin membuang kulit mangga pada tempat sampah di samping kulkas. Tapi gerakan tangannya terhenti saat ia merasa ada seseorang yang berjalan mendekatinya, perlahan aroma parfum yang sangat Raina kenal tercium. Aromanya begitu menenangkan, tetapi juga begitu memabukkan.
Raina membalikkan tubuhnya. Ia terdiam melihat pemandangan yang membuat detak jantungnya berdegup kencang. Di depannya, Alric terlihat tengah fokus dengan ponsel di tangannya, terlihat dari jarinya yang aktif menari di atas layar ponsel. Yang membuat Raina gagal fokus adalah pakaian yang Alric gunakan. Kaus hitam polos tanpa lengan yang dipadukan dengan celana boxer membuat Alric terlihat begitu tampan danㅡpanas.
Melihat Alric yang meletakkan ponselnya dan berjalan lebih mendekatinya, Raina buru-buru berbalik membelakangi Alric, diam-diam tangannya menekan dadanya yang sejak tadi meronta-ronta.
Gila, gue meleyot. Raina membatin dengan resah, ia mengerjap, merasa gugup tanpa alasan.
"Oh, Kamu membuat coklat panas ini?" Suara berat Alric menerobos gendang telinga Raina, dan diangguki oleh Raina.
Alric mengangkat segelas coklat panas tersebut, kemudian dengan perlahan ia meminumnya. Raina melirik Alric, lebih tepatnya ia melirik sesuatu menonjol di lehernya yang bergerak naik turun.
Raina meringis. "Apa nggak masih panas, Ric?"
"Hangat," jawabnya dan meletakkan kembali gelas itu di atas nampan. Coklat panas itu sudah tersisa setengah gelas.
Tangan Raina terulur ingin mengambil coklat panas miliknya, tetapi malah menubruk lengan kekar Alric yang juga ikut terulur. Raina ingin menarik tangannya kembali, tapi Alric menahannya. "Kamu bawa piring buahnya, biar saya yang bawa nampan coklat panasnya," suruh Alric dengan lembut.
Raina melirik piring buahnya, lalu menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal. "Eum, aku nggak bisa masak. Ja--jadi aku .... ambil buah-buahan aja," ucap Raina tak enak hati.
"Saya tidak menyuruhmu memasak, tidak apa kalau hanya makan buah." Alric terlihat menahan tawanya, wajah lucu Raina membuatnya merasa ingin melahapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Liebling!
ChickLit[ SELESAI ] Selamat membaca. sorry if there is a typo(s) Dia, Lorraina Vabella. Dia gadis cantik yang angkuh. Dia gadis manis yang sombong. Dia seharusnya sudah meninggal. Rencana busuk yang dilakukan adik angkat dan pacarnya, mengakibatkan nyawanya...