Kedua gadis berseragam yang saling bergandengan itu tengah berjalan menerobos kerumunan di kantin sekolahnya. Bel istirahat baru saja berbunyi, mereka berdua memutuskan untuk bergegas ke kantin agar bisa mendapatkan meja kosong.
Jarang memang mereka pergi ke kantin walau untuk sekedar membeli minum, karena keduanya lebih memilih berdiam diri di kelas, atau pergi ke perpustakaan. Intinya mereka menghindari keramaian, cukup sudah mereka terlalu bosan karena sering mendengarkan gosipan murid lain tentang mereka.
Hari ini keduanya tak ada yang membawa bekal, Raina memang sengaja tak membawa, sedangkan Sharen tak sempat membuat bekalnya dikarenakan ia hari ini sedikit bangun terlambat.
Raina berlari kecil dengan tangan yang masih menggandeng Sharen, kedua matanya berbinar saat menemukan meja kosong di paling ujung kantin mereka. Lagi dan lagi mereka berdua menjadi sorotan paling menonjol di kantin ini.
"Dapet!" pekik Raina senang sambil menepuk pelan meja kantin tersebut.
"Di sini gapapa, Sha?" Raina menoleh ke arah Sharen, dan mendapat anggukan.
Raina menyuruh Sharen untuk duduk.
"Biar gue aja yang pesen, lo mau beli apa?" tanya Raina setelah mengedarkan pandangannya melihat murid-murid yang tengah sibuk mengantri.
"Eh? Nggak ngerepotin kamu?" sahut Sharen tak enak hati.
Raina menggeleng. "Chill, sis! Ayo, lo mau beli apa?"
"Aku--"
"Ngapain lo berdua?"
Kedua gadis itu menoleh bersamaan, seorang laki-laki dengan seragam berantakan itu tengah berdiri di depan meja mereka. Segelas jus melon, dan semangkuk bakso memenuhi kedua tangannya. Matanya menatap heran kedua gadis di depannya.
"Ya mau makan di kantinlah!" jawab Raina dengan cuek.
Derick memutar bola mata malas, lalu menyahuti Raina. "Yang bilang lo mau nonton bioskop di sini juga siapa!"
"Apasih, Derick! Lo kok nyebelin!" kesal Raina.
Memilih mengabaikan Raina, Derick menarik kursi yang ada di samping Sharen. Melirik gadis itu sekilas, kemudian meletakkan jus dan mangkuk baksonya.
"Lo--"
"Ini meja gue," potong Derick dengan cepat.
Raina membulatkan kedua matanya, lalu mengigit bibirnya tak enak hati. Menatap Sharen yang juga menatap dirinya, seolah mengatakan cari tempat lain jangan?
"Duduk aja, udah pada penuh," celetuk Derick bersamaan dengan Sharen yang ingin berdiri dari duduknya.
"Serius gapapa? Kalo lo nggak nyaman sama kita--" Raina menggantungkan ucapannya saat melihat Derick menarik lengan Sharen agar kembali duduk.
Raina berdehem. "Thank you, De. Lo jadi beli apa, Sha?"
"Sa-samain aja, Ra. Minumnya air putih aja ..." jawab Sharen dengan gugup, ia meresa Derick tengah menatapnya dari samping.
Yang Sharen takuti dari Derick adalah tatapan tajamnya.
Derick menyeruput jusnya dengan santai, melihat Raina yang sudah pergi menjauhi mejanya, Derick kembali menoleh pada gadis di sampingnya. Sharen mulai tak tenang, merasa gugup sendiri.
Melihat itu Derick menyeringai.
"Gue belum ngomong apa-apa, tapi lo udah gugup aja," kekehnya pelan.
Sharen tersentak pelan karena Derick sedikit membanting gelas jus saat meletakkan di atas meja. Tak berani menoleh, Sharen semakin menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Liebling!
ChickLit[ SELESAI ] Selamat membaca. sorry if there is a typo(s) Dia, Lorraina Vabella. Dia gadis cantik yang angkuh. Dia gadis manis yang sombong. Dia seharusnya sudah meninggal. Rencana busuk yang dilakukan adik angkat dan pacarnya, mengakibatkan nyawanya...