MAKASIH YANG UDAH SPAM NEXT DI PART SEBELUMNYA ❤❤
.Berjumpa lagi di part 30 ini 😇
Happy reading ya semua!
Jangan lupa vote dan komennya guys.
Perutnya berbunyi. Raina merasa perlu memakan sesuatu, ia berjalan mengitari dapur rumahnya. Ia menghela napas lemas, persediaan jajanannya habis. Terpaksa ia berjalan dengan lemas mendekati kulkas, lalu membukanya.
Karena hanya ada beberapa aneka buah dan puding, Raina memutuskan mengambil puding coklat dari dalam kulkas. Tangan satunya mengambil susu kotak yang sudah sangat dingin di dalam kulkas. Entah mengapa siang ini cuacanya sangat terik, membuatnya gerah. Padahal semalam hujan turun dengan deras, bahkan diiringi dengan kilat dan petir.
Puding coklat dengan susu coklat, bukankah itu perpaduan yang begitu manis? Ah, Raina pikir sekarang ia harus lebih rajin-rajin untuk menggosok giginya. Ia tak mau giginya berakhir bolong karena makan makanan manis.
Bicara tentang hal yang manis Raina jadi teringat Alric. Pebisnis sukses nan tampan yang akhir-akhir ini lancang mengacak-ngacak hatinya, begitu lancang membuat detak jantungnya meronta-ronta.
Kalau Raina membandingkan antara puding coklat dan susu coklat ini dengan Alric jelas lebih manis Alric. Makanan dan minuman ini sekali tandas dalam mulutkan hanya akan terasa manisnya, dan itu pun tidak akan berangsur dengan lama. Sedangkan Alric ini beda. Mau bertemu sekarang, besok, lusa nanti, bulan depan, atau bahkan tahun depan, manisnya Alric tidak akan punah.
Sama halnya dengan makanan manis, Raina suka makanan manis. Mau beberapa kali makan makanan manis akan tetap terasa manis. Kecuali rasa manis itu tak terasa lagi setelah tergantikan dengan rasa lainnya.
Raina diam-diam berdoa semoga Alric memang berbeda. Tak sama dengan puding dan susu coklat ini, yang manisnya hanya sementara setelah beberapa waktu ke depan. Manisnya lenyap.
Sedotan yang tertempel di sisi kotak susu itu ia pisahkan dengan menariknya, tidak kuat, karena sedotan itu hanya sekedar tertempel. Raina memejamkan matanya saat susu coklat dingin itu membasahi tenggorokannya, ia meminum sambil menikmati.
Ingat karena ada tugas yang harus Raina pelajari, ia segera melangkah pergi dari dapur dengan kotak susu dan sepiring puding di tangannya. Sampai Raina ingin menaiki tanggal kakinya berhenti melangkah ketika melihat satpam rumahnya sedang sibuk mengangkat kursi dengan sekotak wadah.
"Pak Broto nga--"
Brak!
"EHBUSETTOBATPRETETTETETHAKYEHAKYEHOKYA!"
Bukan pak Broto yang sangat terkejut, Raina pun ikut terkejut karena suara keras pak Broto. Setelah sadar dari keterkejutanya Raina langsung menghampiri satpannya yang sekarang sedang sibuk memunguti isi dari kotak wadah yang ia bawa.
"Astaghfirullah, Non. Jantung saya mau meloncat terus merosot melewati panjang dan kenyalnya usus."
"Pak Broto aku minta maaf banget, Raina nggak ada maksud mau ngagetin Pak Broto." Raina meringis, merasa bersalah sudah membuat pria tua ini terkejut.
Pak Broto terlihat menyengir, mengatakan kepada Raina kalau dirinya tak apa-apa. Sebenarnya pak Broto sedikit terkejut karena anak dari majikannya ini baru saja mengucapkan maaf, pada dirinya. Raina dan pak Broto memang tak begitu dekat. Dulu Raina melirik satpamnya saja tidak, apalagi menghampirinya. Tapi sekarang anak majikannya ini menghampirinya, bahkan meminta maaf padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Liebling!
Chick-Lit[ SELESAI ] Selamat membaca. sorry if there is a typo(s) Dia, Lorraina Vabella. Dia gadis cantik yang angkuh. Dia gadis manis yang sombong. Dia seharusnya sudah meninggal. Rencana busuk yang dilakukan adik angkat dan pacarnya, mengakibatkan nyawanya...