Alric menelan salivanya dengan susah payah, marahnya Raina benar-benar membuatnya takut. Sungguh, ini pertama kalinya Alric melihat Raina sangat marah.
Raina bahkan baru membentak dengan menatap Arlan tajam, itu saja sudah membuat nyali Alric seketika menciut.
Baru segitu, bagaimana jika lebih dari ini?
Gila, Alric tidak bisa membayangkan semenyeramkan apa Raina nantinya.
Dia tau jika Raina membencinya, tapi Alric tidak pernah melihat Raina menunjukkan kemarahannya.
Biasanya Raina hanya menatap dirinya datar, memasang temeng diantara mereka berdua, dan berbicara irit serta sinis dengannya.
Itu pun dengan sangat berat hati.
Tetapi saat melihat Raina melampiaskan amarahnya pada Arlan, ini sungguh di luar dugaan Alric. Yang Alric pikirkan, Raina akan mengusirnya karena Arlan pacarnya telah datang untuknya, dan otomatis Alric akan kalah tempat.
Tapi, lagi-lagi semua pemikiran Alric seakan terputar balik.
Arlan sudah pergi setelah Raina mengusirnya, ketara dengan jelas raut yang tidak mengenakkan dari wajah Arlan.
Raina mengambil napas, lalu membuangnya pelan. Bahunya yang tadinya naik turun tidak beraturan sekarang mulai mereda, wajahnya yang memerah karena marah sekarang sudah kembali normal, aura yang mencekam dalam dirinya sekarang mulai pudar.
Kedua matanya terpejam, kedua tangannya masih mengepal. Dengan mata yang terpejam Raina menerawang dan mengingat semua perilaku Arlan di masa itu.
Sangat menyakitkan.
Entah apa yang akan Arlan lakukan nantinya setelah kejadian ini. Apa pun itu, Raina akan menghadapinya, karena titik terangnya sudah Raina ketahui.
Baik atau buruk sikap Arlan nantinya, tetap akan membahayakan dirinya.
"Kamu ... baik-baik saja?" tanya Alric dengan ragu.
Perlahan Raina membuka matanya, sedangkan Alric sudah menyiapkan mental dan bersiap mendapatkan semburan dari Raina. Harusnya Alric tidak menganggunya dulu, harusnya Alric tidak menanyakan hal basi seperti itu karena dengan jelas dirinya tahu bagaimana keadaan Raina sekarang.
Apa pun yang Raina katakan nantinya Alric akan menerimanya.
Bahkan jika Raina melampiaskan pada dirinya amarahnya yang masih tertinggal, Alric akan menerimanya.
Atau mungkin Raina akan memukulnyaㅡ
"Apa kamu masih mau pergi bertemu klienmu yang nggak tau diri itu?"
Alric mengerjap, lalu menggerakkan sedikit miring kepalanya saat merasakan ototnya yang menegang perlahan mulai rileks.
Kedua mata Alric benar-benar melihat dengan jelas, Raina sekarang sedang menatapnya dengan cemberut. Bibirnya ia majukan ke depan, matanya menatap Alric dengan memelas, dan penuh harap.
Hei...
Kemana perginya Raina dengan amarahnya...
Dengan tersenyum kaku Alric menatap Raina. "Iya, saya akan--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Liebling!
ChickLit[ SELESAI ] Selamat membaca. sorry if there is a typo(s) Dia, Lorraina Vabella. Dia gadis cantik yang angkuh. Dia gadis manis yang sombong. Dia seharusnya sudah meninggal. Rencana busuk yang dilakukan adik angkat dan pacarnya, mengakibatkan nyawanya...