29. Kedatangan Harris

42.3K 4.5K 318
                                    

"Good morning."

Raina mengerjap pelan sebelum akhirnya tersenyum lebar dan berjalan mendekati Alric yang sudah berdiri tampan di samping meja makan. Raina melihat meja makan yang sudah disuguhi beberapa tumpukan sandwich, sosis goreng, dan sosis bakar. Serta daging yang ditumpuki beberapa sayuran, dan saos. Jangan lupakan segelas susu coklat.

"Good morning too!" balas Raina dengan semangat. Ia berjinjit, lalu mencium pipi kanan Alric dengan cepat. Raina menyengir saat mendapati Alric yang sedikit terkejut karena ulahnya. "Kamu buat ini semua?"

Sebagai jawabannya Alric mengangguk, tersenyum hangat menatap gadis di depannya yang sedang mencomot sosis. Ia menarik kursi untuk Raina, dan menyuruh gadis itu duduk di sebelahnya.

Raina tersenyum malu. Ia sudah mencomot sosis padahal belum duduk dengan benar. Raina tak bisa mencegah tangannya yang seenaknya langsung mencomot makanan lezat ini. Alric terkekeh pelan melihat Raina yang meminta maaf kepadanya dengan kedua pipi memerah.

"Laper banget, ya?" tanya Alric sambil menyelipkan beberapa helai rambut di belakang telingnya Raina.

"Eum, laper ... nggak tahan liat makanan lezat, cacing di perutku udah meronta-ronta rasanya." Raina menyipit melihat sandwich lezat yang ada di depannya.

Alric mengacak rambut Raina merasa terlalu gemas dengan gadis ini. Ia ikut duduk di samping Raina, menyodorkan piring berisi sandwich dan sosis. "Makanlah, kalo perlu habiskan semuanya."

Sekali lagi. Raina tersenyum malu, ia melipat bibirnya ke dalam. Ia mulai memakan sandwich buatan Alric, keduanya saling diam tak bersuara. Hanya suara detingan garpu yang sesekali bertubrukkan dengan piring. Mereka sama-sama menikmati sarapan paginya.

Alric menyodorkan tissue untuk Raina, dan diterima dengan senyuman manis gadis itu. Kunyahan dalam mulut Alric melambat saat tatapannya terkunci pada Raina yang sedang sibuk menusuk sosis, lalu mencelupkan sosisnya ke dalam mangkuk saos, dan memakannya. Kepalanya sesekali mengangguk-ngangguk, seakan sedang meresapi setiap rasa yang ia rasakan.

"Ini buat aku?" Kedua matanya berbinar melihat segelas susu coklat. Namun tak urung Raina mengerutkan alisnya ketika hanya melihat segelas susu rasa coklat, dan air putih. Maksudnya, apa Alric tak meminum susu juga?

"Iya, karena kamu suka yang rasa coklat. Kalau kamu minum susu putih nanti mual," jawab Alric sambil menusuk sosis dengan garpunya, kemudian memakannya.

"Kok tau?"

Alric mengendus geli. Ia kembali menusuk sosis, kemudian mengarahkan garpunya di depan bibir Raina. "Tau, saya tau semua tentang dirimu." Jari jempolnya mengusap ujung bibir Raina, gadis itu langsung melahap sosis yang baru saja ia sodorkan.

"Masa? Kamu tau aku alergi apa?" tanya Raina menguji pengetahuan Alric tentang dirinya.

"Udang," jawab Alric sambil tersenyum.

"Berapa berat badanku?"

"Empat puluh dua kilogram."

Raina melebarkan matanya. "Kalo, di hari apa aku lahir?" Susahlah ya, pasti nggak bakal bisa jawab. Siapa juga yang niat banget sampe--

"Hari kamis."

Santai, tanpa ada beban keraguan.

"Parah! Bener semua! Kok tau?" Raina menangkup rahang kokoh milik Alric, dengan kedua mata melebar ia manatap Alric dari dekat. Raina menyipitkan matanya di depan wajah Alric. "Kamu stalker pro ya ternyata, aku aja belum sempet ngestalk kamu," akunya.

Hello, Liebling!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang