24. Waktu

220 27 0
                                    

- Please Vote and Comment -




~ Happy Reading ~



Gadis itu terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit. Terlihat para saudarinya menunggu ia membuka kedua matanya.

Sampai sekarang Sinb belum saja sadar, gadis itu masih betah memejamkan matanya dan membuat semua orang khawatir.

Sowon beranjak, mendekatkan dirinya dengan Sang adik kemudian mengusap wajahnya lembut.

"Sinb yya, apa yang terjadi padamu?" ucapnya lalu tersenyum miris.

Tak lama kemudian Yerin juga beranjak dan berdiri di sebelah Sowon, ikut memandangi wajah Sinb.

"Sowon eonnie~" panggil Yerin sembari mengusap lembut bahu Sang kakak.

Sowon menoleh, air matanya tumpah begitu saja saat melihat Yerin. Gadis jangkung itu berusaha menahan tangisnya tapi sayangnya tidak bisa.

Sowon menangis dipelukan Yerin, bahkan menangis sejadi-jadinya. Eunha, Yuju juga Umji pun tanpa sadar meneteskan air mata mereka.

Mengapa belakangan ini keluarga mereka selalu saja dilanda musibah? Apa ini karena mereka yang sudah lama tidak bersatu?

"Akhh!" erang Sinb, sebelah tangannya memegang kuat kepalanya itu.

Sinb belum bisa menggerakkan tangannya yang satu lagi dikarenakan luka sayatan yang masih sangat sakit itu.

Sungguh, sekarang kepalanya juga berdenyut hebat hingga membuat para saudarinya langsung menatap dirinya cemas.

"Sinb yya,.." Sowon lebih mendekatkan dirinya ke Sinb.

Tubuhnya berhenti mendekat setelah Sinb menahannya dengan telapak tangan tepat di depan wajah Sowon.

"Sinb yya, kenapa?" Kali ini Yerin yang bertanya, mungkin saja jika dirinya yang bertanya Sinb akan mau menjawab.

"Diam! Tidak! Jangan mendekat!" jerit Sinb yang membuat semuanya mengernyit bingung.

Eunha juga ikut mendekatkan dirinya ke arah Sinb, mencoba menatap wajah adiknya yang berwarna merah padam.

Meraba tangan Sang adik, Eunha mencoba perlahan menenangkan Sinb yang tengah mengamuk.

"Tidak! Jangan! Akhhh!!!"

Terkejut.

Mereka semua terkejut ketika melihat tangan Sinb yang tidak sengaja memukul area dada Eunha hingga penyakit paru-paru Eunha menjadi kambuh.

Kini Eunha memegangi dadanya, rasa sesak sedang menimpa dirinya sekarang, gadis itu mencoba mengatur napasnya.

Yuju dan Umji bergerak cepat untuk membantu Eunha. Membawa Sang kakak menjauh dari Sinb dan duduk untuk menenangkan diri.

Umji membantu mengusap lembut dada Eunha, sedang Yuju membisikkan kata-kata manis serta menceritakan cerita pendek yang indah.

Sowon dan Yerin tidak bisa membantu Eunha, keduanya bertugas menahan tubuh Sinb yang terus memberontak.

Waktu - Gfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang