43. Waktu

167 28 0
                                    

- Please Vote and Comment -


~ Happy Reading ~




"Siapa kau?"

Jennie berdecih pelan, gadis itu kemudian berkacak pinggang. Oh, jangan lupakan senyum miring jahat yang selalu tampak di wajahnya itu.

"Jangan kau ganggu anak-anakku!" ucap Woobin dengan penekanan pada akhir kalimatnya. Pria Kim menatap tajam Jennie. "Kalau kau berani menyakiti salah satu anakku, kau akan aku ubah menjadi debu!"

Kata-kata itu masuk ke pendengaran empat gadis yang berada agak jauh di belakangnya. Ya, empat gadis itu sebenarnya agak sedikit tidak percaya dengan keadaan saat ini. Sebab ayah mereka yang tiba-tiba berubah sikap.

Sampai pada akhirnya Sowon berpikir, apakah ayah mereka ini memiliki kepribadian ganda atau semacamnya. Karena sebagai kakak tertua Sowon harus bisa melindungi adik-adiknya dengan baik.

Dan Sowon sangat terkejut saat melihat Yuju dipukul oleh Woobin. Sedangkan sekarang, Woobin dengan gagah melindungi mereka semua. Dari situlah muncul banyak pertanyaan di kepala Sowon.

"Aku tidak punya urusan denganmu, pria tua!" ucapnya lalu menyibak rambutnya ke belakang. "Aku hanya berurusan pada mereka semua!" Jennie menunjuk empat gadis di belakang sana.

Menghela napas kasar, Woobin segera berdiri tegap. Pria Kim mulai melangkah maju, dengan tatapan yang masih terlihat sangat tajam. Dan Jennie masih tidak bergerak dari tempatnya berdiri.

"Keluar dari sini." Pria Kim berbisik tegas tepat di telinga Jennie namun gadis itu malah mengalihkan pandangan dengan kesombongannya.

DUGHH!!

PRANK!!!

Srekh!

"Akh!"

"Hahaha! Rasakan itu pria tua. Huh, sudah tua saja sok gagah!" Jennie menyingkirkan Woobin dari hadapannya sebelum dirinya mendekati empat gadis Kim yang tampak ketakutan.

Demi melindungi saudarinya, Sinb kini bersikap sama seperti yang dilakukan Woobin tadi. Merentangkan tangan sebagai tameng saudarinya. Dikarenakan di tangan kanan Jennie terdapat pecahan vas yang bahkan sudah melukai tangannya.

Ya, Jennie memecahkan vas bunga yang terletak di sana untuk menyingkirkan Woobin. Gadis itu  kemudian mencengkram erat pecahannya hingga telapak tangannya mengeluarkan banyak darah, namun ia sama sekali tidak merasa kesakitan.

Entah apa yang dirasakan Jennie saat ini, tapi.... apa gadis itu tidak merasakan sakit?

"Kenapa? Kalian takut pada ini, hm?" Tangan yang berlumuran darah itu terangkat ke udara, Jennie menjilat sudut bibirnya. Terlihat seperti vampire yang tergila akan darah.

"Tenang saja~ Aku tidak akan melukai kalian dengan ini, tapi... kalian akan langsung aku bunuh!"

Sebagai yang berdiri paling depan, Sinb menelan salivanya dengan susah payah. Tampak keringat sudah bercucuran dari wajahnya, tapi gadis itu tetap berdiri kokoh melindungi saudarinya yang lain. Tidak perduli apa yang akan menimpanya.

Waktu - Gfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang