Bonus Part : 2

195 25 7
                                    

- Please Vote and Comment -



~ Happy Reading ~




"TIDAK!!!"

Suara sirine ambulan terdengar di tempat itu, para petugas medis dengan segera memberi penanganan pada gadis yang telah tergeletak lemas di tanah dengan darah yang mengalir deras dari sekujur tubuhnya.

Kim Umji sekarat.

"Tidak mungkin," gumam Dong Wook tidak percaya. Pria itu mulai menggerakkan kakinya, berjalan mendekati sang Istri yang tengah menangisi gadis yang sekarat itu.

Kedua tangan Dong Wook bergerak untuk menarik tubuh istrinya, ia dekap tubuh Minah yang bergetar karena menangis. Setelahnya ia juga mendekap tubuh Ryujin yang sama seperti Minah.

Dong Wook menahan tubuh keduanya ketika ambulan yang mulai pergi meninggalkan tempat itu. Namun kekuatannya seakan hilang sekarang, Minah dan Ryujin berhasil melepaskan dekapannya.

Keduanya menangis histeris, apalagi Minah. Wanita itu melihat dengan jelas kejadian Umji yang terpental bahkan terseret mobil itu hingga tubuhnya berakhir di tanah, dengan darah yang mengalir terus menerus.

"Ayo kita susul Umji!" titah Minah.

Ryujin mengangguk, dengan perlahan ia membantu sang Mama berjalan masuk ke mobil hitam milik keluarga mereka. Pria Shin juga spontan menuruti keduanya, ia menjalankan mobil hitam itu menyusul ambulan ke rumah sakit.

.

.

.

Ruangan itu tampak beberapa Dokter yang tengah sibuk menjalani tugas mereka. Membantu pasien yang sedang sekarat di atas ranjang itu agar dapat kembali hidup.

"Ayo kembalilah, nona." gumam Dokter itu, tangannya terus bergerak agar operasi ini berjalan dengan lancar.

Kedua matanya mengerjap, Umji melihat sekeliling. Tidak ada seorangpun disana, ia hanya melihat rerumputan serta bunga yang menghiasi tempat pijakannya saat ini.

Kakinya melangkah, kedua matanya sedikit menyipit untuk menyesuaikan cahaya terang yang masuk ke penglihatannya. Umji tersenyum lebar saat ia melihat lima kakaknya berlari ke arahnya dengan senyuman.

"Umji yya!"

"Eonnie-deul!"

Tubuh mereka bersatu, pelukan hangat kembali Umji rasakan sekarang. Lima kakak yang menurutnya sulit untuk kembali ia peluk kini dapat ia peluk sepuasnya.

Usapan-usapan lembut, kecupan lamat, panggilan yang menenangkan, Umji sangat merindukan semua itu. Bungsu Kim belum siap menerima keadaan yang sebenarnya di alam dunia.

"Selamat bergabung, Kim Umji~"

Senyuman manis kembali terukir di bibirnya, Umji berlari kecil untuk memeluk erat salah satu kakaknya yang paling menggemaskan.

Siapa lagi kalau bukan Kim Eunha. Gadis yang sangat menggemaskan bagi Umji itu tengah menahan tangis saat ini. Sebab adik bungsunya yang sedang memeluk dirinya itu.

Waktu - Gfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang