35. Waktu

197 24 6
                                    

- Please Vote and Comment -



~ Happy Reading ~




"Ryujin ah!!!"

Dengan cepat Sana meraih tubuh Ryujin yang hampir saja tumbang. Sedang Ryujin memegangi dadanya yang terasa sakit setelah dihantam peluru.

Ryujin juga meringis kesakitan saat jemari Sana menyentuh luka tembaknya. Kini gadis itu tergeletak lemah. Sana membawa Ryujin ke lantai bawah agar lebih aman.

Di kamar Yerin, orang berbaju hitam itu kini tersenyum miring. Ia mendekap tubuh Yerin yang sudah tidak berdaya itu. Dengan satu tangannya yang masih memegang pistol.

DOR!!!

"Akhhh!" erang Sinb. Gadis itu memejamkan kedua matanya menahan rasa sakit yang sangat amat.

Ini sudah kesekian kalinya Sowon merasa putus asa. Semuanya hancur. Sekarang gadis jangkung itu juga tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya menangis.

"Sowon eonnie,.." Sinb melihat ke arah Sang kakak tertua dengan senyum tipis. Sinb memberitahukan kepada Sowon kalau semuanya akan baik-baik saja.

Tanpa memperdulikan rasa sakit pada bagian perutnya, Sinb langsung berlari hingga menubruk tubuh orang berbaju hitam itu hingga tersungkur.


Dengan gerakan yang super cepat Sinb berhasil mengambil Yerin dari tangan orang berbaju hitam itu. Ia menyerahkan Yerin pada Yuju.

"Yerin eonnie?" Telapak tangan Yuju menepuk-nepuk pipi Yerin. Namun sayang, tidak ada respon darinya.

Umji berbalik, "Yuju eonnie! Cepat bawa Yerin eonnie ke bawah dan segera panggil ambulance!" titahnya.

Yuju mengangguk. Ia bergegas membawa Yerin ke lantai bawah kemudian segera mengubungi ambulance.

Sekarang, Sinb masih berkutat dengan orang berbaju hitam dengan senjata di masing-masing tangan mereka. Sinb tentu tidak mau bertarung dengan tangan kosong, jadi ia merebut satu senjata.

Di belakang mereka ada Umji yang tengah membujuk Sowon untuk keluar. Namun Sowon sama sekali tidak mau berdiri. Membuat Umji gelisah.

"Sowon eonnie ayo kita keluar." ujar Umji. Bungsu Kim itu membantu Sowon untuk berdiri.

Pada akhirnya Sowon berdiri walau tubuhnya masih di bantu oleh Umji. Keduanya melangkah keluar dari sana.

"Sial!" orang berbaju hitam itu terpojok oleh Sinb yang ternyata sangat hebat dalam hal bertarung begini.

"Siapa kau, hah?!"

Tangan Sinb masih berusaha untuk membuka topeng yang dipakai oleh orang di hadapannya. Dengan rasa kesal gadis itu terus memukul wajah musuhnya.

Srek!

Kedua matanya membulat sempurna. Emosi Sinb semakin meningkat setelah melihat siapa orang dibalik topeng itu.

Benar, orangnya adalah Jennie. Dia yang telah melakukan semua kekacauan yang terjadi secara tiba-tiba ini.

Sinb tentu saja kenal dengan Jennie. Karena dulu Jennie sering berkunjung ke rumah mereka untuk bermain dengan Yerin.

"Jennie eonnie?"

"Lepaskan bocah!"

Tubuhnya terdorong setelah satu tendangan di perutnya. Kini sakit pada tubuh Sinb menjadi bertambah. Darah pun semakin mengalir deras.

Waktu - Gfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang