36. Waktu

191 26 8
                                    

- Please Vote and Comment -



~ Happy Reading ~



"Yerin eonnie~ Sinb yya~ Kalian cepatlah bangun. Aku tidak suka melihat kalian seperti ini,.."

Itu adalah suara Eunha. Benar, sosok Eunha muncul seperti sosok Seulgi waktu itu. Eunha berdiri tepat di tengah-tengah antara Yerin dan Sinb.

Ralat, bukan berdiri tapi melayang. Maksudnya, kaki Eunha tidak menyentuh lantai. Intinya seperti itu. Kalian paham, 'kan?

Baiklah kita kembali ke Eunha yang tampak sedih melihat dua saudarinya terbaring lemas di ranjang rumah sakit. Dengan Yerin yang tampak terluka lebih parah.

"Yerin eonnie~ Sinb yya~ Ku harap kalian berdua cepat bangun ya. Aku pergi dulu, dadah~"

Setelah mengucapkan itu, sosok Eunha menghilang. Bersamaan dengan masuknya Sowon, Yuju, Umji, Sana dan kedua orang tua Ryujin.

Sowon segera memeluk tubuh Yerin lebih dulu. Gadis jangkung itu menangis disana. Sementara itu Yuju menghampiri Sinb. Dan Umji berada di keduanya, bungsu itu menghampiri dua kakaknya bergantian.

Kedua orang tua Ryujin tidak sanggup melihat kondisi anak mereka. Sang Mama dengan segera memeluk tubuh Ryujin yang masih memejamkan kedua matanya.

"Ryujin~ Bangun, Nak. Mama tidak suka melihat kamu seperti ini." lirih wanita itu sembari mengusap lembut wajah Ryujin.

Disisi lain, Sowon membulatkan matanya setelah mendengar suara yang sangat ia kenal. Sowon bahkan merindukan sosok pemilik suara itu.

Mencari sumber suara, pandangan Sowon jatuh pada wanita yang merupakan Mama dari Ryujin. Perlahan Sowon berjalan menghampiri.

Umji yang melihat itu langsung mengikuti Sang kakak tertua, berjaga-jaga jika Sang kakak akan kembali menangis.

Sowon mengerjap cepat ketika melihat wajah Mama dari Ryujin.

"Ma.. Ma.." Sowon menutup mulutnya tak percaya. Kakinya melangkah mundur, tapi terhenti karena ada Umji yang menahannya.

Wanita itu menoleh, ia sama terkejutnya dengan Sowon. Detik berikutnya ia mengalihkan pandangan dan menutupi wajahnya.

"Ternyata benar itu anak-anakku. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang?" ucap wanita itu di dalam hatinya.

.
.
.

"Sudah, Pak? Terima kasih banyak ya, Pak."

Sesaat setelah panggilan itu dimatikan, Wendy melompat-lompat kecil senang. Akhirnya pihak kepolisian mengabarkan kalau Jennie telah ditangkap.

Tapi Wendy memutuskan untuk tidak langsung memasukan Jennie ke dalam penjara tapi ia akan menginterogasi Jennie dulu.

"Akhirnya kau tertangkap juga, Jennie. Wah~ Aku senang sekali." ucap Wendy. Gadis itu sangat senang sekarang.

"Kau melakukannya, Wendy yya~"

"Eoh? Seulgi eonnie?"

"Iya, ini aku. Aku sangat bangga padamu, Wendy yya~ Kau memang yang terbaik!"

Wendy menghapus air mata yang membendung di pelupuk matanya, "Terima kasih Seulgi eonnie~ Aku sangat sayang padamu~"

"Aku juga sayang sekali padamu~"

Waktu - Gfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang