45. Waktu

172 30 2
                                    

- Please Vote and Comment -



~ Happy Reading ~




Matanya tampak menyipit, Sinb berdecak pelan berulang karena pemuda yang sudah berjanji menemuinya sepulang sekolah belum saja datang. Padahal dirinya sudah cukup lama menunggu di sini.

Sinb melihat ke kanan dan ke kiri, belum ada sosok Moonbin yang terlihat. Hingga pada akhirnya Sinb beranjak dan melangkah pergi dari sana.

Senyum tipis terukir di bibirnya ketika melihat ada satu keluarga yang tengah berpiknik di taman, tanpa sadar Sinb membayangkan bagaimana jika keluarga mereka yang seperti itu. Tiba-tiba saja Sinb teringat dengan Ibu mereka, gadis itu menggeleng pelan.

"KIM SINB!!!!"

Sinb tersentak, ia menoleh ke belakang, karena suara yang memanggil namanya terdengar dari arah belakang. Sinb menghela napas saat di suguhkan dengan pemandangan Moonbin yang sedang memperlihatkan deretan giginya.

Wajah pemuda itu tampak tak berdosa, Moonbin memperlihatkan telapak tangannya di depan Sinb. Membuat gadis itu mengernyit tak mengerti, "Apa?" tanyanya.

Raut wajahnya seketika berubah, Moonbin menggerakan telapak tangannya, memberi isyarat agar telapak tangan Sinb menyatu dengan telapak tangannya. Atau yang mudah Moonbin ingin tos dengan Sinb.

"Ah sudahlah," Pemuda itu menarik tangannya dari hadapan Sinb. Namun raut wajahnya kembali ceria. Moonbin dengan cepat menarik lengan Sinb dari sana, menyeretnya sambil melangkah cepat.

Beberapa pasang mata tampak melihat dua manusia itu, keduanya menerobos jalan sampai-sampai tertabrak dengan seorang pria paruh baya bersama seorang kakek.

"Maaf kami tidak sengaja, Pak, Kek." ucap keduanya sembari membungkuk-bungkuk. Seteleh masalah selesai, Sinb dan Moonbin bergegas menuju taman tempat Sinb menunggu tadi.

"Kenapa kau lama sekali? Aku sudah 2 jam menunggu tapi kau tidak datang juga." ucap Sinb dengan napas terengah. Begitupun dengan Moonbin. Keduanya baru saja sampai di tempat yang dituju.

Moonbin menyengir, "Maaf, aku tadi hampir saja lupa kalau kita ada janji sepulang sekolah. Lagi pula aku tadi sedang bermain game seru yang tidak bisa aku lewatkan."

Memutar bola mata malas, Sinb memperhatikan Moonbin yang terlihat mengeluarkan sesuatu dari dalam tas hitamnya. "Apa itu?" tanya Sinb saat Moonbin memberikannya sesuatu.

Mungkin itu kertas pendaftaran atau kertas yang menyangkut lomba yang akan diikuti oleh Sinb. Tangannya spontan menerima kertas itu, Sinb kemudian membaca isinya dengan perlahan.

Kedua matanya membulat sempurna ketika tidak sengaja melihat tulisan 'tinju' di kertas putih yang diberikan Moonbin. Sinb langsung mendongak, menatap Moonbin tajam namun yang ditatap malah tersenyum manis.

"MOONBIN! Kau gila?! Apa kau menyuruhku mengikuti yang seperti ini, hah?" kesal Sinb, gadis itu melempar kasar kertasnya.

"Sinb yya, mengapa? Mengapa kau marah begitu? Bukankah kau setuju mau mengikuti lomba ini, hadiahnya juga banyak sekali, lho." ucap Moonbin setelah mengambil kembali kertas yang tergeletak di tanah.

Sinb berbalik membelakangi Moonbin. Sebenarnya Sinb bisa saja mengikuti lomba itu tapi bagaimana dengan respon keluarganya kalau mereka tahu. Apakah Sinb akan diperbolehkan mengikutinya?

Waktu - Gfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang