11. Waktu

218 23 0
                                    

- Please Vote and Comment -


~ Happy Reading ~



Langkah kaki bersahutan melewati lorong rumah sakit yang terlihat sepi itu. Lima gadis serta satu pemuda terburu-buru menghampiri salah satu ruangan.

"Mana? Dimana Eunha? Dimana dia?" Sowon yang panik terus menerus bertanya.

"Tenanglah Sowon eonnie~" ucap Umji menenangkan Sang kakak.

"Kalau tidak salah ruangannya yang ini! Iya, 'kan?" tanya Sinb pada Moonbin yang dibalas anggukan oleh lelaki itu.

Yerin menggigit bibir bawahnya cemas kemudian menyandarkan tubuhnya pada dinding putih itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Kini Yuju yang bertanya.

"Aku juga tidak tahu pasti, Yuju eonnie~" balas Sinb.

Pintu ruangan terbuka dan memperlihatkan seorang dokter muda dengan dua orang suster disebelahnya.

Enam orang itu langsung saja menghampiri Sang dokter. Ingin langsung menanyakan kondisi Eunha saat ini.

"Apa yang terjadi dengan adik saya, Dok?" tanya Sowon.

Dokter muda itu hanya memberikan senyumannya lalu menghela napas panjang. Ia harus bersiap-siap memberitahukan yang sebenarnya.

"Kondisi Eunha ..." Dokter itu menggantung kalimatnya yang membuat semua orang terlihat panik.

"Adik saya kenapa, Dokter? Beritahu saya yang sebenarnya! Bagaimana kondisi, Eunha?!" Sowon mengguncang tubuh dokter muda itu.

Gadis itu tersulut emosi, apalagi kalau sesuatu yang berhubungan dengan salah satu adiknya. Dia pasti tidak segan-segan membunuh orang yang mencelakai adiknya.

Umji dan Yuju membawa Sang kakak ke dalam pelukan hangat. Menenangkannya karena takut banyak orang yang melihat mereka seperti ini.

"Jadi bagaimana kondisi Eunha eonnie, Dokter!! Kasih tahu saya cepat! Jangan suka menjeda kalimat seperti itu!" kesal Sinb.

Beruntung ada Moonbin yang siap menahan tubuh sahabatnya itu. Kalau tidak, Sinb pasti bisa saja memukul Sang dokter karena saking kesalnya.

"Sabar, jangan begini dong!" bisik Moonbin sambil menahan tubuh Sinb.

"Kondisi Eunha sudah membaik sekarang. Hampir saja ia kehilangan nyawanya karena telah menelan racun yang sangat berbahaya itu,.."

Keenamnya mengerutkan dahi bingung, mereka tidak tahu kalau Eunha akan berani menelan racun berbahaya. Apa karena ia stress dengan tugas kuliah?

"Boleh kita melihat kondisi Eunha eonnie, Dokter?" tanya Umji sopan. Gadis itu masih bisa mengendalikan emosinya.

Dokter muda itu menganggukan kepalanya pelan disertai dengan senyuman kemudian melangkah pergi dari sana diikuti oleh dua suster tadi.

.
.
.

"Hahaha, aku puas sekali. Eitss, tapi ini baru permulaan. Belum sampai ke puncaknya. HAHAHAHA!!!"

Ia tertawa puas selama perjalanan menuju kamarnya. Membuat seisi rumah itu bingung dengan sikapnya.

Salah satu adiknya menghampiri, melihat kakak tertua mereka yang sudah seperti orang gila.

Gadis itu tidak tega melihat kakak tertuanya bisa menjadi seperti ini semenjak kepergian kakaknya yang lain.

"Irene eonnie~" panggilnya pelan.

Waktu - Gfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang