Again 4

302 31 16
                                    

- Please Vote and Comment -




~ Happy Reading ~





Senyum manis kembali terukir ketika bunga-bunga mulai berjatuhan dari tangannya ke atas tanah makam itu. Setelahnya ia mulai berbicara kepada lima kakaknya bergantian, tentu saja pada akhirnya ia akan menangis.

"A-Aku ... bisa menjaga diriku d-disini Eonnie-deul," ucap Umji yang kemudian air mata lolos dengan derasnya. "Aku rindu kalian, aku ingin bertemu dengan kalian lagi, dan aku ingin menetap bersama kalian."

Entah sudah berapa banyak air mata itu mengalir dari pelupuk matanya. Tapi yang jelas, Umji tidak akan pernah tidak menangis bila dirinya mengunjungi makam par kakak.

"Eonnie-deul, tunggu aku disana, ya. Aku pasti akan menyusul kalian secepatnya."

Umji menghapus jejak air mata yang telah membasahi kedua pipinya dengan kasar, ia kemudian bangkit. Mulai berbalik dan mengambil langkah pergi dari sana.

Umji pergi seorang diri ke sana, ia tidak mau merepotkan orang lain untuk mengantarnya jika tujuannya hanya ke makam. Dan jika seorang diri, Umji akan lebih leluasa meluapkan segalanya di sana.

"Umji?"

Gadis itu menoleh, dilihatnya seorang gadis dengan kulit putih tengah berjalan ke arahnya. Itu adalah Kim Dahyun, sahabat Sinb. "Dahyun eonnie?"

Dahyun berhambur untuk memeluk erat tubuh gadis yang lebih muda 2 tahun darinya itu. Ia bahagia tapi juga terkejut, sebab kali terakhir ia melihat Umji adalah saat Umji yang sedang tergeletak lemas. Akibat dari siksaan yang diberikan ayah kandungnya.

Waktu itu Dahyun sangat ingin membantu Umji, namun ayah kandung Umji yang tiba-tiba datang dan kembali menyiksa gadis itu, membuat nyali Dahyun menciut. Akhirnya gadis berkulit putih itu menghubungi kepolisian.

Baiklah, kita beralih dari masa lalu.

"Aku merindukanmu, sungguh," ungkap Dahyun setelah ia melepaskan pelukannya pada Umji. "Kenapa kau menghilang tiba-tiba, hm?"

Umji tersenyum hangat, betapa senangnya ia sekarang. Pelukan dan kerinduan Dahyun padanya kini mengingatkannya dengan lima kakaknya yang telah tiada.

"Aku juga rindu padamu, Dahyun eonnie~" ungkap Umji yang membuat Dahyun terkekeh pelan.

Setelahnya kedua gadis itu memutuskan untuk pergi bersama. Mereka berniat akan berjalan-jalan disepanjang kota.

"Kau tidak sekolah? Bukankah ini masih waktunya sekolah, ya?" Dahyun bertanya. Gadis itu bingung mengapa Umji bisa ada bersamanya dan tidak sekolah.

Kepalanya tampak menggeleng, "Aku memutuskan untuk libur hari ini." ucapnya kemudian tersenyum.

Dahyun segera mengerti maksud perkataan Umji barusan. Manik mata Umji juga sudah cukup menjelaskan semuanya. Dahyun dapat melihat itu semua dengan jelas.

.

.

.


Drrtt.. Drrtt..

Dong Wook mengusap tombol hijau pada layar benda pipih yang terdapat di atas nakas itu.

Waktu - Gfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang