05

901 165 3
                                    

Siang dan jam kosong.

Proyektor menyala di sebuah ruang kelas, memproyeksikan sebuah tayangan romansa.

Pada saat sampai pada adegan paling manis, semua pura-pura menutup wajah tetapi mengintip di sela-sela jemari.

"Udah beres belum, Na, ciumannya?"

Pengecualian untuk Jefri.

"Udah."

Anna berbohong. Imbasnya adalah Jefri melihat apa yang tidak ingin ia lihat dan Anna mesti merelakan kepalanya diberi jitakan pelan. Tetapi ia tertawa. Agaknya, mata Jefri berhasil ia nodai.

"Enak, ya, Jef, punya pacar. Bisa jalan-jalan sambil gandengan tangan, bisa peluk sama cium kayak di drama."

Mereka berjalan pelan di antara riuh lorong sekolah sehabis bel pulang. Anna masih teringat tayangan yang ia tonton beberapa menit silam.

"Nggak." 

"Dosa."

Sorot sinis terlempar pada sosok menjulang yang baru saja bersuara.




"Iya, deh, yang taat agama." 

[]

PAPER GLASS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang