Satu

16.4K 371 209
                                    

Sebelum kalian baca, aku mau kasih tau dulu kalau cerita ini adalah squel dari cerita Daun & Ranting.

Kalau beberapa nama menurut kalian cukup aneh, ya memang sudah dibikin aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau beberapa nama menurut kalian cukup aneh, ya memang sudah dibikin aneh. Jadi, nanti kalian bacanya gak pusing lagi karena nama dua orang tuanya yang agak aneh.

Selamat membaca!

***

"Cepat atau lambat kita pasti akan melepas putri kita kan?"—Ranting Abimanyu.

-Zaujati-

Seorang lelaki berlari  mengejar gadis dengan seragam putih abu-abu. Lelaki itu terus saja berteriak pada sang gadis. Namun, si gadis masih tetap tak mau berhenti.

"Hei kamu! Berhenti!" teriak si lelaki yang notabenya sebagai guru.

Gadis itu terus saja berlari tanpa menghiraukan teriakan dari guru lelakinya itu. Hingga, akhirnya ia terhenti saat menabrak badan seseorang.

"Akh!" erangnya sambil memegangi kening.

Guru lelaki itu akhirnya berhasil menangkap si murid gadisnya ini. "Kena juga kamu! Ayo ikut saya!"

Gadis itu melirik cowok yang barusan menabraknya dengan tatapan sengit, kalau saja ia tak menabrak pasti ia tak akan ditangkap begitu mudahnya oleh guru killer ini.

Guru lelaki itu menatap si gadis dengan tajam. "Sudah berapa kali kamu membuat ulah?"

"Berkali-kali," balasnya dengan kepala tertunduk.

Lelaki itu tersenyum miring. "Kamu tau saya siapa?"

"Guru."

Lelaki itu mendengus kesal. "Saya diperintahkan oleh sekolah untuk mendidik anak seperti kamu di sekolah ini. Saya sudah lelah dengan tingkah kamu selama ini, apakah kamu tidak lelah?"

Arlan Nathanio—guru killer di SMA Greosha. Walaupun usianya masih terbilang cukup muda, namun lelaki ini lebih galak daripada guru-guru killer sebelumnya.

Dan gadis yang tadi dikejarnya adalah Agni Anantasya. Putri kedua dari pasangan Ranting Abimanyu dan Riai Daun Anantasya.

Pak Arlan geleng-geleng kepala, ia sudah bosan memberi hukuman atau menceramahi murid satunya ini, diberi hukuman seberat apapun Agni Anantasya tidak akan jera.

"Kenapa kamu susah sekali diatur?" tanya pak Arlan.

"Karena saya gak suka diatur pak, udah deh pak, kalau bapak mau kasih saya hukuman, hukum aja cepet saya gak ada waktu."

Agni memang berbeda dari siswi lain, yang lain meminta untuk tidak dihukum, sementara Agni malah meminta dihukum, aneh.

"Kamu tidak saya hukum, sekarang kembali ke kelasmu."

ZAUJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang