"Lidah memang tidak memiliki tulang, namun dia cukup tajam untuk menyakiti hati seseorang. Jadi, berhati-hatilah dengan ucapan yang kalian keluarkan."
–Agni Anantasya–
–Zaujati–
Agni bernapas lega ketika sudah sampai di rumahnya. Badannya pegal-pegal karena tidur di mobil. Gadis itu melirik Avan, pasti lelaki itu lelah karena semalaman menyetir.
Gadis itu berlari menghampiri Avan, membantu lelaki itu untuk membawa koper.
"Sini gue bantuin," ujar Agni membuat Avan tersenyum.
"Kuat?"
Kedua bola mata Agni melotot. "Lo ngeraguin kemampuan gue? Okeh!"
Agni berusaha mengangkat kopernya, namun entah apa yang terjadi kopernya sama sekali tidak bergerak, padahal Agni sudah berusaha sekuat tenaga.
"Gue sebenarnya bawa apa aja sih?" gumam Agni sambil garuk-garuk kepala.
Avan geleng-geleng kepala. "Belum bisa juga?"
Agni melotot ketika melihat Avan dengan mudahnya mengangkat koper miliknya, padahal tadi ia sudah sekuat tenaga mengangkatnya.
"Avan makan apa sih sampai kuat begitu?"
Gadis itu melirik bungkus plastik yang berada di lantai, Agni rasa ia tidak pernah membawa bungkus plastik itu, kenapa tiba-tiba ada di sana? Apakah itu milik Avan?
Dari pada penasaran Agni lebih baik mengambilnya.
"Van ini ap—" ucapannya terhenti, matanya membola ketika mengetahui apa isinya.
"Ada apa Agni?" tanya Avan, yang baru saja datang.
Lelaki itu melotot ketika melihat Agni menenteng bungkus plastik yang diberikan umminya ketika hendak pulang.
Agni menatap Avan dengan tatapan tajam, sementara lelaki itu menunduk ketika ditatap seperti itu oleh sang istri.
"AVAN LO NGAPAIN BELI BANYAK TESPEK?!"
***
Sejak tadi pagi Agni tidak mau makan apapun, bahkan Avan sudah bolak-balik ke kamar hanya untuk menawari Agni untuk makan. Namun, gadis itu malah ogah-ogahan.
Avan tau, Agni pasti marah karena tadi pagi ia melihat ada banyak tespek di dalam kantung kresek itu. Tadinya ingin Avan buang, eh malah sudah ketahuan Agni.
"Sampai kapan kamu mogok makan Agni?" tanya Avan yang masih menunggu Agni di meja maka.
"Sampai gue gak mau mogok makan, puas?!"
Teriakan Agni dari dalam kamar membuat Avan terkekeh, ia beranjak dari duduknya, mengetuk pintu kamar.
Tok .. tok..
"Yakin masih nggak mau makan? Ada seblak loh ini, baru saja saya beli."
Di dalam kamar Agni terus saja menggerutu, sial! Dari mana lelaki itu tau Agni sangat menyukai seblak? Ini tak bisa dibiarkan!
"Kalau kamu tidak mau ya sudah, biar saya habiskan sa—"
Cklek...
Pintu kamar langsung terbuka membuat Avan tersenyum.
"Mana seblaknya?" tanya Agni.
"Ini." Avan menunjukkan makanan seblak yang masih terbungkus plastik bening.
Mata Agni berbinar melihatnya, gadis itu berusaha meraih bungkus plastik berisi seblak itu, namun Avan mencegahnya.
"Makan nasi dulu, habis itu kamu boleh makan ini sepuas kamu."
![](https://img.wattpad.com/cover/308871303-288-k258102.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAUJATI
Novela Juvenil-Ana uhibbuki fillah, Zaujati- "Apa bisa anda menjamin jika saya menikah denganmu, saya akan mendapat surganya Allah?" "Saya hanya wajib membimbingmu dan berusaha membahagiakanmu, surgamu memang ada padaku, dan itu pun jika kamu taat kepadaku." Agni...