Avan terkejut ketika mendengar penuturan Agni yang ingin bercerai padanya. Avan menggeleng, tidak! Ia tidak boleh bercerai dengan Agni.
"Agni, ak—"
"Aku mau cerai!" tegas Agni sambil terisak.
Avan memegang kedua bahu Agni. "Kenapa?"
Dengan kasar Agni melepas tangan Avan dari kedua bahunya. "Kenapa kamu bilang?"
"Untuk apa aku hidup sama orang yang gak percaya sama aku, kamu bahkan gak ngomong atau bela aku di depan semua orang. Kamu cuma diem pas aku kena fitnah," lanjut Agni, meneteskan air mata sedikit demi sedikit.
"Agni aku—"
"Kenapa Avan ... kenapa kamu gak percaya sama aku?" Terduduk lemah.
Avan menyeimbangi tubuh Agni. "Maaf ..."
Ucapan itu membuat Agni menoleh. Wanita itu tertawa getir. "Maaf? Kamu gak ngerasain apa yang aku rasain kemarin sewaktu aku difitnah. Aku sendirian, gak ada yang bisa aku lakuin selain berdoa sama Allah."
"Kamu suami aku Van, bisa-bisanya kamu percaya aja aku difitnah kayak gitu. Kamu gak mikirin perasaan aku?" lanjut Agni, semakin terisak.
Ustadzah Naya hanya bisa tersenyum melihat Agni dan Avan bertengkar hebat. Wanita itu merasa rencananya membuahkan hasil.
Agni giliran menatap tajam ustadzah Naya. "Dan anda ustadzah Naya!" Berjalan mendekatinya. "Berani-beraninya anda fitnah saya, apa salah saya pada anda?!"
Agni menjambak jilbab ustadzah Naya, membuat wanita itu ikut menjambaknya. Avan, Sarah, Sabrina, ustadzah Nanik dan yang lainnya mencoba membantu meleraikan keduanya.
"Agni sudah," ujar Avan, menarik tangan Agni agar menjauh dari ustadzah Naya begitupun sebaliknya.
"Ustadzah Naya lebih baik kamu pergi dari sini, saya usir kamu dari sini dan jangan pernah kembali lagi!" tegas ummi Flora, mengusir ustadzah Naya.
Ustadzah Nanik akhirnya membawa ustadzah Naya keluar. Agni melirik tangan Avan yang memegang lengannya, menyentaknya dengan kasar.
Agni berjalan menuju kamarnya, mengemasi semua baju-bajunya ke koper. Avan mengejarnya, berusaha menghentikan Agni.
"Agni."
"Apa?!"
"Dengerin aku."
"Dengerin apa? Permintaan maaf kamu? Maaf doang gak guna Van! Kamu meragukan aku kan? Oke! Aku akan pergi dari hidup kamu."
Avan menghela napas ketika Agni menyeret kopernya, hendak pergi dari sana.
"Kamu mau kemana Agni?" Menghalangi Agni.
"Minggir."
"Tidak sebelum kamu menjawab pertanyaan aku."
"Pergi ke rumah mama sama papa, inget ya Van, aku masih punya orang tua yang pastinya siap untuk menampung aku kembali."
"Oh iya satu lagi, kita akan segera bercerai," lanjut Agni lalu berjalan keluar.
Semua orang menatap Avan yang terus saja membujuk Agni agar tidak pergi. Mereka tau Avan bersalah karena hanya diam saja ketika Agni mendapat fitnah, tetapi bercerai bukan keputusan yang tepat.
"Kak Agni!" teriak Sarah membuat Agni menghentikan langkahnya. "Apa keputusan kak Agni nggak bisa dirubah?"
Agni melirik Avan. "Enggak ada yang bisa menghentikan keputusanku." Ia lalu menatap ummi Flora dan abi Abdul. "Ummi, Abi, Agni pamit, jaga diri kalian baik-baik, assalamualaikum."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAUJATI
Teen Fiction-Ana uhibbuki fillah, Zaujati- "Apa bisa anda menjamin jika saya menikah denganmu, saya akan mendapat surganya Allah?" "Saya hanya wajib membimbingmu dan berusaha membahagiakanmu, surgamu memang ada padaku, dan itu pun jika kamu taat kepadaku." Agni...