Agni memukul stir mobilnya ketika kendaraannya itu tiba-tiba berhenti di jalan. Wanita itu turun dari mobil untuk mengecek.
Ia berdecak. "Kenapa pake mogok segala sih?"
Agni menatap sekitar, suasana cukup sepi. Bagaimana wanita itu dapat meminta tolong jika seperti ini?
Ia mengambil ponsel yang berada di tasnya, hendak menelpon seseorang. Namun, ketika Agni baru saja mengeluarkan tasnya, tiba-tiba ada seseorang merebutnya paksa.
Mata Agni langsung terbelalak. "PENCURI!" teriaknya.
Melihat tidak ada yang datang, Agni berusaha berlari mengejar pencuri itu sambil memegang perutnya. Dalam hati ia terus berdzikir supaya kuat ketika berlari.
Brum.
Sebuah motor melaju kencang, membuat langkah Agni terhenti. Ia dapat melihat seorang laki-laki turun dari motornya, mencegah sang pencuri agar tidak kabur lagi.
"Kembalikan tas itu."
"Gak akan!"
Laki-laki itu dan sang pencuri saling memukul. Hingga akhirnya pencuri kabur karena merasa kalah. Lelaki itu mengambil tas milik Agni dan mengembalikannya.
"Ning Agni, ini tasmu," ujarnya.
"Terima kasih, ustadz Kobul."
Lelaki yang tadi menolong Agni adalah ustadz Kobul. Agni bersyukur karena ustadz Kobul menolongnya. Jika tidak, mungkin tas yang berisi benda-benda penting termasuk mukena dan tasbih yang dijadikan mahar dari Avan akan ia ambil juga.
"Sama-sama." Melirik mobil Agni. "Mobil Ning Agni mogok?"
Agni mengangguk.
"Biar saya coba perbaiki," ujar ustadz Kobul. Membuka mesin mobil.
Agni mengambil ponselnya, mencoba menelpon seseorang. Mengingat kejadian beberapa bulan lalu, ia khawatir akan ada fitnah lagi antara dirinya dan ustadz Kobul.
"Kenapa Ag?"
"Sab, gue minta tolong lo dateng ke sini. Mobil gue mogok, dan ada ustadz Kobul di sini buat coba perbaikin. Gue takut ada fitnah lagi, lo tolong secepatnya ke sini ya."
"Owalah gitu, untung kelas gue udah selesai. Yaudah gue cepet-cepet ke sana deh. Tunggu ya."
Agni mengangguk. "Cepetan."
"Iya,iya bawel."
Tut ...
Sambungan telepon terputus. Agni melirik ustadz Kobul yang sedang memperbaiki mobilnya.
Agni bersyukur akhirnya Sabrina datang dengan cepat. Wanita itu turun dari motor dan membayar ojek, berlari mendekati Agni.
"Agni."
"Alhamdulillah, akhirnya lo sampai juga."
Sabrina melirik ustadz Kobul. "Berapa lama lagi Tadz?"
"Sebentar lagi," balasnya, membuat Sabrina mengangguk.
Sabrina menyenggol lengan Agni. "Kok lo bisa sih ketemu ustadz Kobul di sini?"
"Tadi gue hampir dirampok, untung ada ustadz Kobul yang nolongin."
Mata Sabrina terbelalak. "Beneran? Tapi lo gak papa kan? Gak luka?"
Agni menggeleng membuat Sabrina menghela napas lega. Beberapa menit, akhirnya ustadz Kobul berhasil memperbaiki mobil Agni.
"Terima kasih ustadz Kobul," ujar Agni, yang dibalas dengan anggukan.
![](https://img.wattpad.com/cover/308871303-288-k258102.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAUJATI
Teen Fiction-Ana uhibbuki fillah, Zaujati- "Apa bisa anda menjamin jika saya menikah denganmu, saya akan mendapat surganya Allah?" "Saya hanya wajib membimbingmu dan berusaha membahagiakanmu, surgamu memang ada padaku, dan itu pun jika kamu taat kepadaku." Agni...