Tiga

4.3K 221 116
                                    

"Saya hanya wajib membimbingmu dan berusaha membahagiakanmu, surgamu memang ada padaku, dan itu pun jika kamu taat kepadaku."

-Muhammad Avan Ghazalah-

-Zaujati-

Agni menggerutu kesal. Sejak tadi mama Daun terus saja memaksa Agni untuk menggunakan hijab, kan Agni tak suka berhijab.

"Mama, belum cukup Agni pakai baju besar banget gini? Harus pake jilbab juga?" tanya Agni, menggunakan gamis berwarna maroon yang longgar.

"Harus sayang, Tante Flora sudah bilang kemarin. Jika ingin lamaran kamu sebaiknya menggunakan jilbab, di surat perjanjian pra nikah kan juga nak Avan sudah menuliskan untuk berpakaian tertutup," jelas mama Daun.

Agni meraih jilbab besar yang berada di tangan mamanya. "Harus banget pake nih mah?"

Mama Daun hanya mengangguk. Sementara putrinya terpaksa memakai jilbab besar yang senada dengan gamisnya itu.

"Nah kalau gini kan cantik," ujar mama Daun.

Agni menatap pantulan tubuhnya di depan kaca. "Bagus apanya orang kayak ibu-ibu kondangan kok, mana panas lagi."

Mama Daun hanya geleng-geleng kepala melihat putrinya yang terus saja menggerutu. "Sudah ya, mama mau menyambut tamu dulu."

Setelah kepergian mama Daun, Agni duduk di tepi ranjangnya. Belum menikah saja Avan sudah mengatur-atur dirinya. Bagaimana jika sudah menikah?

Agni menghela napas berat. Tiba-tiba gadis itu ingat akan sesuatu. Kemarin kan cowok itu sudah membuat syarat pra nikah, jadi Agni juga bisa dong membuatnya?

Agni mengambil kertas, menuliskan tulisan di sana, serta menempelkan materai di pojok bawah.

"Tunggu pembalasan gue."

***

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh."

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh."

"Maksud dan tujuan saya datang ke sini ingin meminta izin kepada bapak dan ibu untuk mengkhitbah putri bapak yang bernama Agni Anantasya, dan menjadikan dia sebagai istri saya."

Avan berbicara begitu serius untuk meminang Agni, bahkan gadis itu sendiri sempat takjub dengan perkataan Avan. Cukup simple, namun bermakna.

"Terima kasih atas niat nak Avan untuk melamar putri saya. Insya Allah kami sebagai Ayah dan Ibu Agni, bersedia menerima kamu sebagai suami dan imam dari putri saya dan yang akan menuntun putri saya menuju surga. Namun, semua keputusan ada pada putri saya yaitu Agni Anantasya," ucap papa Ranting.

Agni yang namanya dipanggil tersenyum penuh arti, sepertinya ia akan melancarkan aksinya. Gadis itu menatap Avan.

"Sebelumnya terima kasih untuk niat baik dari anda yang sudah berani mengkhitbah saya. Namun, saya memiliki beberapa syarat untuk anda, apakah anda mau menerimanya?"

Avan mengangkat sebelah alisnya. Meski sempat kagum dengan Agni yang menjawab dengan nada formal. Namun, tetap saja Avan merasa curiga.

Agni menyodorkan kertas pada Avan, tak lupa juga dengan pulpen.

"Ini adalah syarat-syarat sebelum menikah, silahkan dibaca." Agni tersenyum manis pada Avan.

Avan menerima kertas itu, rupanya gadis ini mau balas dendam tentang syarat pra nikah yang diajukan Avan kemarin.

Syarat nikah

Kalau lo gak setuju, batalin pernikahan!

ZAUJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang