Sembilan belas

4K 219 126
                                    

MAAF BANGETT KEMARIN LUPA UPDATEE😭😭

Karena hari ini inget jadi ku publish

Selamat membaca!!

***

"Semua hanyalah titipan. Kenapa saya harus menghambur-hamburkan uang untuk membeli hal yang tidak penting?"

–Muhammad Avan Ghazalah–

–Zaujati–

"

Gimana? Udah ambil keputusan?"

Agni duduk di kursi yang tersedia di meja makan, gadis itu sedang main ke rumah Sabrina. Ya mau kemana lagi? Temannya hanyalah Sabrina di sini. Bersama ibu-ibu? Tidak ah! Seperti yang Agni bilang, para ibu-ibu di sini tukang nyinyir.

Tiga hari Agni memikirkan keputusan untuk kuliah atau tidak, namun saat ini gadis itu belum juga menemukan titik terang. Alhasil, ia ke rumah Sabrina.

Rumah Sabrina terlihat sangat sepi, bagaimana tidak? Ibunya sibuk bekerja. Apalagi Sabrina adalah anak tunggal. Rumah sebesar ini hanya dihuni oleh Sabrina, ibunya, serta satu pembantu rumah tangga.

Tak heran jika Sabrina jadi kesepian, apalagi tinggal di kawasan ibu-ibu yang sukanya nyinyir. Bahkan melihat wajah Sabrina saja para ibu-ibu itu melirik Sabrina dengan sinis.

Sabrina menyajikan makanan churros yang ia buat tadi. "Nih cicipin."

Agni mengambil satu buah. "Hm ... enak, lo suka bikin kek gini?"

Sabrina mengangguk. "Gue gabut di rumah gak tau ngapain, mending gue bikin makanan-makanan gitu."

Agni mengangguk mengerti. Melirik Sabrina kembali.

"Sab, lo kuliah jurusan apa?"

"Bisnis, kenapa?"

"Kalau biaya kuliah jurusan ilmu komunikasi yang lo bicarakan itu berapa?"

Sabrina tampak berpikir. "Sekitar sembilan lebih sampai sebelas juta sih. Kenapa?"

Agni menghela napas. "Gue pengin sih kuliah, tapi tiap bulan laki gue cuma kasih yang bulanan sepuluh juta, mana cukup buat bayar kuliah."

"Ya lo minta lagi lah, laki lo kayaknya orang kaya. Dia kerja apa emang?"

"CEO di perusahaan Ghazalah Group."

Kedua mata Sabrina membola. "CEO?! FIKS SUAMI LO SULTAN AG! Udah sikat aja."

"Sultan apaan? Mahar aja tiga ratus ribu."

"Rupiah?"

"Riyal."

Sabrina langsung mengambil ponselnya. Membuka aplikasi bernama google mengetikkan sesuatu di sana.

Kedua bola mata Sabrina langsung membulat sempurna. Lalu menatap Agni membuat gadis itu mengerutkan kening.

"Kenapa lo liatin gue kayak gitu?" tanya Agni.

Sabrina memegang kedua bahu Agni. "Gue gak nyangka bisa temenan sama sultan."

Kening Agni semakin berkerut. "Maksud lo?"

"Gak nyangka gue, rumah sederhana, penampilan biasa aja, tapi dikasih mahar gak main-main. FIKS! Kita harus temenan Ag!"

Agni memegang dahi Sabrina. "Lo waras kan?"

"Tadi lo bilang maharnya cuma tiga ratus ribu? Gak salah?"

"Emangnya kenapa? Emang kenyataan kok. Iya gue tau nggak tau tiga ratus ribu riyal itu berapa rupiah, tapi gue rasa nggak sampe sepuluh juta sih," ujar Agni.

ZAUJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang