"Sebelum saya mengucapkan janji pernikahan, saya sudah lebih dulu berjanji pada diri saya sendiri bahwa saya akan menerima segala kekuranganmu."
–Muhammad Avan Ghazalah–
–Zaujati–
T
ampak seorang lelaki memakai baju pernikahan berwarna putih duduk di depan sang wali nikah. Lelaki itu baru saja selesai melantunkan ayat surat Ar-rahman beserta ijab kabul.
Seorang gadis memakai gaun pernikahan berbalut jilbab itu datang didampingi oleh dua wanita di sampingnya.
Gadis itu mulanya tampak samar-samar saat melihat wajah lelaki yang sudah sah menjadi suaminya itu. Namun, ketika berjalan lebih dekat. Ia dapat melihat wajah lelaki itu.
Wajahnya sangat familiar.
Agni tiba-tiba terbangun dari tidurnya, ia melirik jam dinding. Pukul empat lebih lima belas menit. Tak biasanya Agni bangun sepagi ini.
Gadis itu menyeka keringat yang membasahi dahinya, Agni mulai memikirkan mimpi yang tadi ia lihat.
"Avan?"
Agni bertanya-tanya, mengapa ia memimpikan cowok itu? Apakah ini jawaban dari sholat istikharahnya kemarin malam?
"Apa gue harus nikah sama Avan?" gumam Agni.
Gadis itu mengacak rambutnya frustasi, tapi jika ia menikah dengan Avan bagaimana keadaan Dara?
Allahu Akbar ... Allahu Akbar ...
Suara Adzan subuh telah berkumandang, sudahlah dari pada Agni memikirkan mimpi itu lebih baik ia sholat. Jarang-jarang kan Agni bangun subuh-subuh begini.
Agni segera bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil wudhu. Untung saja ia sudah hafal niat wudhu dan tata caranya, jadi gadis itu tak usah bolak-balik seperti kemarin malam hanya untuk memastikan wudhunya sudah benar.
Selesai sholat, Agni menengadahkan kedua tangannya, berdoa pada Allah seperti kemarin malam.
"Ya Allah, makasih sudah bangunin Agni sholat subuh hehe, soalnya selama ini Agni belum pernah shalat subuh. Dan ternyata rasanya enak ya Allah."
"Ya Allah, Agni mau tanya, apa maksud mimpi Agni semalam? Apa itu adalah petunjuk bahwa Agni harus mengurungkan niat untuk membatalkan pernikahan Agni dengan Avan?"
"Tapi, kalau memang itu benar, gimana sama kak Dara ya Allah? Agni gak mau hubungan antara kakak-adik jadi rusak hanya gara-gara Avan. Agni gak mau itu ya Allah."
"Jika memang Avan memang benar jodoh Agni, tolong berikan satu petunjuk lagi ya Allah, agar Agni bisa yakin akan menikah dengan Avan."
"Aamiin."
Selepas berdoa, Agni melipat mukenanya. Tadi rencananya Agni akan tidur lagi setelah berdoa, namun entah mengapa rasa kantuk itu seketika hilang.
Agni jadi bingung ingin melakukan apa. Mau olahraga? Tidak-tidak, seorang Agni Anantasya olahraga? Tidak mencerminkan seorang Agni sekali.
Asal kalian tau ya, Agni ini sangat tidak menyukai pelajaran olahraga di sekolahnya. Maklum, Agni adalah kaum mageran.
Agni melirik pada novel yang belum ia baca, bahkan novel itu masih terbungkus oleh plastik.
"Mending gue baca novel deh."
***
Pada hari Jumat ini Agni dan keluarganya termasuk Dara mengunjungi pesantren yang dipimpin oleh abi Abdul. Agni baru tau ternyata keluarga Avan punya pesantren, dan yang memimpin abinya sendiri lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZAUJATI
Teen Fiction-Ana uhibbuki fillah, Zaujati- "Apa bisa anda menjamin jika saya menikah denganmu, saya akan mendapat surganya Allah?" "Saya hanya wajib membimbingmu dan berusaha membahagiakanmu, surgamu memang ada padaku, dan itu pun jika kamu taat kepadaku." Agni...