Tiga puluh empat

3K 193 41
                                    

Double up special malam tahun baru!

Doain semoga cerita ini makin rame, dan dapat pelajaran dari cerita ini (walau sedikit) xixixi.

Jangan lupa komen di setiap paragraf, kalian komen, author seneng😁

Happy reading and happy new year!!
***

Ummi Flora, Abi Abdul, mama Daun, papa Ranting, dan Sarah datang secara bersamaan ke rumah sakit tempat Avan dirawat.

"Kak Agni!" panggil Sarah ketika melihat Agni duduk di kursi di depan ruang UGD bersama temannya, Sabrina.

Kelima orang itu menghampiri keduanya. Agni berlari menuju mama Daun, memeluknya erat. Mama Daun merasakan tubuh Agni bergetar karena menangis.

Mama Daun mengelus kepala Agni. "Kamu harus yakin, Avan pasti selamat."

"Ag-Agni takut mah ... " ujarnya, bergetar.

Mama Daun menggeleng. "Kamu harus yakin! Udah dong jangan nangis, kasihan bayi yang ada di kandungan kamu."Menghapus air mata putrinya, ia lalu menatap baju Agni yang berlumuran darah. "Agni, kamu sebaiknya pulang dulu, bersihkan badan kamu."

"Tapi, mah—"

"Agni ... "

Sabrina berjalan mendekat. "Tante, saya akan mengantar Agni."

Mama Daun mengangguk, sementara Agni pasrah. Ia melirik pintu UGD lalu lampu merah di atasnya yang masih menyala. Menghela napas panjang.

"Kamu pasti selamat, Van."

***

Agni duduk di kursi dekat ruang UGD, bahkan setelah wanita itu berganti pakaian dan sholat di masjid, masih belum ada tanda-tanda sang dokter keluar dari ruangan.

Agni terus saja menatap lampu UGD yang menyala, menghela napas panjang. Wanita itu berharap bahwa dokter Hamzah—dokter yang menangani Avan bisa segera keluar.

Matanya terpejam sambil berdzikir menggunakkan tasbih yang diberikan Avan sebagai mahar. Mama Daun menatap putrinya, ia ikut berdoa semoga Avan bisa selamat.

Lampu UGD mati, keluarlah dokter Hamzah dari ruangan itu. Mendengar ada yang keluar membuat Agni membuka matanya, langsung berdiri.

"Dok, gimana kondisi Avan? Dia baik-baik aja kan?" tanya Agni.

Dokter Hamzah terdiam sebentar, lalu mengangguk. "Gus Avan baik-baik saja, tinggal menunggu pemulihannya saja."

Agni dan semua yang berada di sana berucap banyak-banyak syukur. Akhirnya setelah lama menunggu mereka mendapatkan kabar baik.

"Saya boleh menemui suami saya dok?" tanya Agni yang diangguki oleh dokter Hamzah.

"Tapi, saya sarankan jangan terlalu banyak cukup dua orang saja," sarannya ketika melihat semuanya ingin masuk.

"Kalau begitu Flora dan Agni saja yang masuk dulu," usul mama Daun.

Ummi Flora dan Agni memasuki ruangan yang hanya diisi oleh Avan. Agni sedih ketika melihat Avan terbaring lemah di brankar rumah sakit dengan tangan diinfus.

Ummi Flora menyuruh Agni untuk duduk, walaupun ummi Flora yang lebih tua, namun Agni saat ini juga sedang hamil. Agni sempat menolak, tetapi ummi Flora memaksa.

Agni menggenggam tangan Avan. "Sayang, cepat sadar ya. Jangan tinggalin aku dulu, inget anak kamu belum lahir. Masa ditinggalin gitu aja."

Ummi Flora menahan tangis, tak sanggup melihat Agni. Menantunya sedang hamil, sedangkan putranya sedang terbaring lemah.

ZAUJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang