Dua belas

4.6K 222 56
                                    

"Karena sekarang kamu sudah menjadi istri saya, jadi saya wajib untuk memperbaiki bacaan-bacaan sholat kamu yang kurang sempurna itu."

–Muhammad Avan Ghazalah–

Zaujati–

Avan dan Agni telah sampai di depan rumah yang dominan berwarna Hitam-Putih. Sebelum menikah Avan sudah mempersiapkan rumah untuk ia tinggal bersama keluarga kecilnya.

Avan membawa kopernya masuk ke dalam rumah, diikuti oleh Agni. Tentu saja setelah mengucapkan salam.

Agni menatap setiap inci rumah itu. Bagus, apalagi interiornya sangat kekinian, apalagi warnanya adalah warna kesukaannya.

"Van, kamar gue mana?" tanya Agni, yang melihat ada dua pintu kamar.

"Yang kanan," balas Avan.

Agni mengangguk, ia berjalan menuju kamarnya diikuti Avan. Gadis itu memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, sementara Avan menata baju-bajunya dan Agni di lemari.

Ketika Agni keluar dari kamar mandi, ia terkejut saat melihat Avan sedang bersiap untuk tidur.

"Heh! Lo ngapain di kamar gue?" tanya Agni, menggunakan baju tidur panjang.

"Tidur," balas Avan singkat.

"Gak! Gak bisa, ini kamar gue. Lo tidur di kamar sebelah aja."

"Tap—"

"Gak ada tapi-tapian, pergi!" usir Agni, mendorong Avan keluar dari kamarnya.

Setelah berhasil mengusir Avan, ia langsung mengunci kamarnya. Takut jika Avan tiba-tiba sudah berada di samping tempat ia tidur.

"Dia? Mau modus sama gue? Ohh ... tidak bisa shay!"

***

Agni merasakan kerongkongannya kering. Dengan langkah gontai, Agni berjalan menuju dapur. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat pintu kamar sebelah terbuka sedikit.

"Kira-kira Avan tidurnya ngorok gak ya?" pikir Agni, tertawa sendiri.

Dari pada penasaran, Agni memutuskan untuk mengintip. Tetapi ketika melihat ke dalam, ia terkejut melihat Avan hanya tidur di atas tikar.

Bisa Agni lihat bahwa kamar itu tidak ada apapun kecuali tikar yang digunakan Avan untuk tidur, bahkan Avan tidak menggunakkan bantal.

Agni memutuskan untuk masuk, gadis itu duduk di sebelah Avan tidur. Ia merasa bersalah karena telah mengusir Avan dari kamarnya, apalagi sampai tidur di bawah seperti ini.

Merasa ada yang datang membuat mata Avan terbuka, lelaki itu terkejut melihat Agni tengah duduk di sampingnya.

"Agni," panggil Avan, mengambil posisi duduk.

"Kenapa gak bilang kalau kamar ini belum ada perabotannya? Kan kalau gue tau, gue gak bakal usir lo dari kamar," kesal Agni.

Avan tersenyum. "Kan sebelum saya bilang kamu sudah usir saya."

"Ya kan lo bisa teriak gitu, kan gue jadi merasa bersalah karena biarin lo tidur di atas tikar gini, kalau lo sakit gimana?"

Avan menaikkan sebelah alisnya. "Kamu mengkhawatirkan saya?"

"Ih enggak! Pede banget sih." Memalingkan wajahnya ke lain arah.

Sementara Avan hanya terkekeh, lelaki itu lalu melirik jam di ponselnya. "Sudah waktunya sholat tahajud, ayo kita sholat."

Agni mengerutkan kening. "Sholat tahajud?"

Avan hanya mengangguk.

"Gue pernah baca di buku yang dikasih Sarah, tapi gue lupa itu sholat apa."

ZAUJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang