Empat puluh sembilan

2.4K 149 71
                                    

Halooo, gimana nih puasanya? Lancar, aman, jaya semuaa kannn???

***

Seperti yang Agni dan Avan rencanakan, keduanya pergi berlibur ke Aceh. Gaffi kelihatan sangat senang ketika diajak ke salah satu tempat bersejarah, yaitu Masjid Raya Baiturrahman. Seperti keinginan Avan.

Mereka memasuki bangunan utama masjid ini berwarna putih dengan kubah berwarna hitam. Bangunan utama masjid itu akan dikelilingi oleh tujuh menara yang juga memiliki kubah hitam di atasnya. Adanya kolam besar disertai dengan pancuran air di depan masjid bisa menambahkan kesan akan kemegahan dari masjid ini.

"Masjid ini sudah mulai dibangun sejak 1612. Ketika peristiwa tsunami yang lalu, masjid ini menjadi salah tempat masyarakat untuk berlindung," jelas pemandu wisata di sana.

Sepasang pasutri itu mengikuti pemandu wisata di sana. Agni berjalan melihat-lihat setiap inci bangunan itu, sementara yang menggendong Gaffi adalah Avan.

"Masjid Raya Baiturrahman ini sangat bersejarah bagi masyarakat Aceh ini dibangun oleh Sultan Aceh kala itu yaitu Sultan Iskandar Muda. Masjid Raya Baiturrahman ini menjadi ikonnya wisata kota Aceh."

Setelah puas melihat-lihat keindahan Masjid Raya Baiturrahman. Kini, mereka melajukan mobilnya menuju tempat wisata lainnya.

Air terjun Blang kolam. Air terjun ini memiliki tempat yang masih asri dan terjaga dengan baik yang bisa membuat tenteram perasaan mereka.

Air terjun ini juga disebut air terjun kembar karena terdapat dua aliran air terjun. Air terjun Blang kolam ini memiliki tinggi kira-kira 75 km. 

Keunikan dari tempat wisata ini adalah pengunjung bisa menikmati keindahan alam sekitar dengan cara berkemah. Namun, ketika Agni ingin meminta Avan untuk berkemah, ia melihat Avan tengah memegangi kepalanya.

"Van, kamu gak papa?" tanya Agni.

Avan geleng kepala. "Tidak apa-apa, kamu tenang saja."

"Kita balik ke penginapan aja yuk? Aku yang nyetir."

"Tap—"

"Gak boleh nolak!"

Setelah dipaksa, Avan akhirnya mengangguk. Agni menuntun Avan dengan Gaffi yang ada di gendongannya.

Sesampainya di tempat penginapan, Agni menyuruh Avan untuk istirahat. Sementara wanita itu pergi membeli obat. Setelah mendapatkannya, Agni segera kembali ke penginapannya.

"Van, duduk." Membantu Avan untuk duduk.

Agni menyodorkan satu pil obat, beserta segelas air. Langsung saja Avan meminumnya, dan tiduran kembali.

Agni mengelus kepala Avan. "Cepat sembuh Gaga."

***

"Kamu beneran udah gak papa?" Mengecek suhu badan Avan.

Setelah kemarin sakit, paginya Avan langsung bilang kalau dia sudah sembuh. Tentu saja Agni tidak percaya, pasti Avan mengatakan itu agar Agni tidak khawatir dan liburannya tidak sia-sia karena dirinya sakit.

"Aku udah gak papa, beneran."

Agni memincingkan matanya. "Ya udah deh kalau kamu gak papa, aku udah pesen tiket pulang ke Jakarta juga."

Avan membulatkan matanya. "Kamu sudah pesan tiket? Kita baru dua hari di sini."

"Buat apa lama-lama di sini kalau kamunya sakit? Udah deh mending kita pulang aja. Di sini kan gak ada keluarga yang—"

"Ada Bang Elang dan Dara kan?"

Agni baru ingat bahwa rumah mereka juga berada di Aceh. Ia membalikkan tubuhnya, menatap mata Avan.

ZAUJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang