Aku lupa update hehe
Makasii yg sudah mengingatkan👌
***
Avan mendorong brankar yang ditempati Agni dibantu oleh para suster. Avan terus memegang tangan Agni yang saat ini sedang kesakitan. Air ketuban Agni pecah bersamaan darah yang keluar, Avan sangat khawatir sekali. Namun, lelaki itu juga harus menguatkan istrinya.
"Sayang, bertahan. Kamu pasti baik-baik saja," ujar Avan.
"Van ... aku mau ... lahiran ... normal."
Ucapan Agni membuat Avan terkejut. "Tapi-"
"Van ... aku mohon."
"Agni ... "
"Van ... kamu bilang aku kuat." Mengenggam tangan Avan dengan erat. "Aku pasti baik-baik aja, percaya sama aku."
Setelah berpikir beberapa saat, Avan akhirnya mengangguk. Pasrah dengan keputusan istrinya. Brankar Agni masuk ke dalam ruangan UGD, Dokter kandungan langganan Agni pun ikut masuk.
"Dok," panggil Avan, membuat langkah dokter itu terhenti. "Istri saya bisa lahiran normal?"
Dokter itu tampak berpikir. "Jika bu Agni masih kuat, saya rasa masih bisa melahirkan secara normal."
"Selamatkan istri dan anak saya ya dok."
"Saya akan berusaha sebaik mungkin." Dokter itu akhirnya masuk.
Pintu ruangan UGD tertutup, dan lampu di atasnya menyala. Avan yang berada di luar terus mondar-mandir memikirkan Agni. Ustadz Kobul, ustadzah Nanik, dan Tsurayya juga menunggu di sana, menemani Avan yang sedang gelisah.
Ustadz Kobul menyentuh bahu Avan. "Saya yakin Ning Agni baik-baik saja. Kita doakan yang terbaik saja ya."
Avan hanya mengangguk. "Aamiin."
Tak lama mama Daun, ummi Flora, papa Ranting, Abi Abdul, Sarah, dan Sabrina datang. Tentu saja ustadz Kobul mengabari mereka semua agar segera datang.
Avan menoleh, langsung berlari ke arah ummi Flora dan memeluknya. "Ummi, Agni ... "
"Sst! Agni pasti baik-baik saja, kita doakan yang terbaik ya?" ujar ummi Flora, mengelus punggung Avan.
"Ustadz Kobul, bagaimana kondisi menantu saya?" tanya Abi Abdul.
"Jujur kami belum mengetahuinya pak Kyai, dokter belum keluar," balas ustadz Kobul.
Ummi Flora melirik ketiganya. "Ustadzah Nanik, Ustadz Kobul, dan Tsurayya. Kalian pulang ke pesantren saja, sudah ada kami di sini yang menjaga Agni dan Avan."
Ustadzah Nanik mengangguk. "Kalau begitu kami pamit ya, Bu nyai, pak kyai, Gus Avan, semuanya, assalamualaikum."
Oekk ... Oekk ...
Suara tangis bayi menggema sampai luar ruangan. Ustadzah Nanik, ustadz Kobul, dan Tsurayya menghentikan langkahnya. Ikut senang dengan kelahiran anak pertama Avan.
"Alhamdulillah," ujar semuanya, mengucap syukur.
Cucu pertama kedua keluarga telah lahir. Avan sangat bersyukur atas kelahiran putra pertamanya.
"Gus Avan, selamat atas kelahiran putra pertamanya ya," ujar ustadzah Nanik.
"Terima kasih ustadzah."
Dokter yang menangani Agni keluar dengan tergesa-gesa membuat Avan ikut khawatir. Tak lama, dokter wanita itu membawa dokter Hamzah bersamanya.
Avan mencekal tangan dokter Hamzah. "Ham, Agni baik-baik aja kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ZAUJATI
Teen Fiction-Ana uhibbuki fillah, Zaujati- "Apa bisa anda menjamin jika saya menikah denganmu, saya akan mendapat surganya Allah?" "Saya hanya wajib membimbingmu dan berusaha membahagiakanmu, surgamu memang ada padaku, dan itu pun jika kamu taat kepadaku." Agni...