Empat puluh tujuh

2.4K 154 65
                                    

Selamat berbuka!!

***

"Assalamualaikum."

Agni menutup pintunya, ia mengerutkan kening ketika melihat rumah sepi. Kemana Avan? Seharusnya ia sudah pulang kerja bukan?

Ia melirik jam tangannya. Pukul tujuh malam, biasanya Avan sudah pulang. Jika pun lembur, pasti lelaki itu sudah mengabarinya. Agni hari ini ada kelas sore, makannya ia pulang malam.

Dan, dimana mama Daun? Bukankah dari ini mamanya yang menjaga Gaffi? Kenapa malah tidak ada?

Agni mencari ke kamarnya, ke dapur, ke kamar sebelahnya. Namun, tetap tidak ada. Tak ingin terlalu ambil pusing, Agni pun ke kamarnya. Ingin mengganti bajunya, habis itu bertanya kemana semua orang.

Wanita itu membuka lemari untuk mengambil baju dan handuknya, ketika sudah mendapatkannya, Agni menutup lemari.

Ia terkejut ketika melihat Avan tiba-tiba berada di sampingnya. Avan tertawa, sedangkan Agni memukul lengannya berkali-kali.

"Avan! Kirain siapa, udah tau aku takut kalau malam-malam sendiri," ujar Agni, kesal.

Avan terkekeh. "Maaf, sana mandi. Aku sudah menyiapkan air hangat."

Mata Agni seketika berbinar. "Kamu yang nyiapin?" Avan mengangguk. "Makasih Avan! Yaudah aku mandi dulu."

Agni masuk kamar mandi, sementara Avan keluar kamar. Entah apa yang akan dilakukannya malam ini.

Pintu kamar mandi terbuka, Agni telah selesai mandi. Ia duduk di depan kaca rias, untuk mengeringkan rambutnya, dan menggunakkan krim malam.

Agni terkejut ketika melihat sebuah tangan tiba-tiba berada di depan wajahnya, keningnya berkerut melihat sebuah gelang tasbih dengan bandul A&A di atas tangan itu. Agni mengambilnya, melirik sang empu.

"Avan, ini ... "

"Selamat ulang tahun pernikahan yang ke satu tahun, Agni Anantasya." Memeluk Agni dari belakang.

Agni membalikkan tubuhnya. "Emang iya? Maaf ya, aku enggak inget. Jadi gak bawa kado apa-apa."

"Hei." Mengangkupkan wajah Agni yang sedang cemberut. "Tidak apa-apa, kamu selama ini sudah bisa menjalankan perintah Allah dengan baik, nurut sama aku, dan mengurus Gaffi itu sudah sangat cukup bagiku."

Agni mengangguk, ia melirik gelang tasbih yang diberikan Avan. "Ini gelang apa?"

"Itu gelang kokka, bisa dibilang gelang tasbih juga. Ada tiga puluh tiga butir isinya. Kamu lihat, ada tanda retak baik langsung ataupun di dalam. Gelang ini dibuat dari pohon kayu kokka."

"Beberapa ulama Islam beranggapan bahwa kayu kokka adalah salah satu mukjizat para nabi yang masih tersisa saat ini. Dijelaskan, tasbih dari kayu kokka ini diyakini bermanfaat untuk memperlancar peredaran darah. Kinerja tasbih kokka ini akan terasa 5 sampai 10 menit setelah dipakai," lanjutnya.

Agni mengangguk. "Kamu buat sendiri atau beli?"

"Beli."

"Bandulnya?"

"Kalau itu aku yang tambahin."

"Aku tau, A&A maksudnya Avan dan Agni kan?"

"Tepat sekali."

Agni menoleh ketika Avan juga memahami gelang yang sama persis seperti miliknya. "Loh, ada satu lagi?"

Avan mengangguk. "Aku beli dua."

"Bukannya cowok dalam Islam gak boleh pakai gelang ya?"

"Yang kamu bilang memang benar, tapi Memakai gelang tasbih bagi laki-laki hukumnya diperbolehkan. Laki-laki tidak dilarang memakai gelang tasbih, begitu juga tidak dilarang gelang yang terbuat dari bahan plastik, kayu, besi, kulit, benang dan lainnya. Laki-laki hanya dilarang memakai gelang yang terbuat dari emas."

ZAUJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang