Dua

5.2K 259 157
                                    

Sejelek-jelek wanita adalah 'Salfa' yaitu wanita yang mudah akrab, dan mudah berbaur dengan para lelaki.

-Zaujati-

Agni tak mengerti ini semua, perjodohan? Dia akan dijodohkan? Dan itu pun diberitahu secara mendadak? Agni tak tau lagi harus berekspresi seperti apa.

Cowok bernama Avan itu menyodorkan kertas pada Agni, membuat kening gadis itu mengernyit heran.

"Apa ini?"

"Baca."

Agni membaca kertas yang diberi Avan, terkejut dengan isinya. "Surat perjanjian pra nikah?"

Avan mengangguk. Agni geleng-geleng kepala, cowok satu ini benar-benar telah menyiapkannya, bahkan sampai bikin perjanjian pra nikah segala.

Mata Agni berhenti ketika membaca opsi pertama. "Dilarang berpakaian terbuka? Kan yang penting enggak telanjang!"

"Tetap saja, dalam Islam tidak boleh memakai pakaian terbuka apalagi mengumbar aurat," jelas Avan.

"Dilarang berteman dengan seorang lelaki? Lah kan temen gue cuma Bumi, dia kan juga cowok, masa harus jauhin juga sih."

"Harus, karena kalian bukan mahram."

"Kenapa?! Apa alasannya?" tanya Agni, terkesan memaksa.

Avan menghela napas panjang. "Karena sejelek-jelek wanita adalah 'Salfa' yaitu wanita yang mudah akrab, dan mudah berbaur dengan para lelaki."

Agni terus saja memprotes syarat dari Avan, sementara lelaki itu selalu saja menjawab. Ke-empat orang tua itu jadi gemas sendiri melihatnya, oh tak lupa juga dengan Sarah yang menatap keduanya lucu.

"Tidak boleh selingkuh, nah kalo ini sih wajar." Agni melotot ketika membaca opsi terakhir. "Tidak boleh bersentuhan, berpegangan tangan, ataupun berpelukan dengan lelaki lain? Kalau pegangan tangan sama pelukan sih masih oke lah ya, lah ini bersentuhan?"

Avan mengangguk mantap. "Dalam Islam laki-laki dan perempuan selain mahram tidak boleh berpandang-pandangan, bersentuhan, berpegangan tangan, ataupun berpelukan."

Agni menatap tajam calon suaminya itu. "Lo belum jadi suami aja udah posesif banget sih?"

"Di dalam Islam memang seperti itu kak," jelas Sarah yang baru ber-umur enam belas tahun.

"Oke berarti semuanya sudah deal yah." Putus papa Ranting membuat Agni seketika melotot.

Deal apanya! Agni saja masih belum menyetujui syarat Avan yang menurutnya nyleneh!

Ketika Agni ingin melempar protes, Daun segera menahannya membuat Agni diam. Mana mamanya tak bisa diajak bekerja sama, habis Agni!

"Baik, kami akan membawa lamaran besok," ujar Abi Abdul-ayah Avan.

"Besok? Flora bilang mereka akan menikah setelah Agni lulus?" ujar Daun.

Ummi Flora tersenyum. "Memang seperti itu Daun, besok hanya acara lamaran, kita akan mempersiapkan pernikahan setelah nak Agni lulus."

Agni hanya diam, tak mau protes apapun lagi. Toh komentar dirinya tak perlukan di sini. Ia melirik Avan, kemudian menghela napas berat.

"Kenapa sih calon suami gue alim banget?"

***

"Agni, ikut saya."

Pak Arlan, guru menyebalkan itu berjalan membawa Agni ke ruangannya, sementara gadis bernama Agni itu hanya memutar kedua bola matanya malas.

ZAUJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang