Lupa update, enggak ada yang ngingetin sii😭😭
***
Sabrina menyenderkan kepalanya ke bahu Satria. Tentu saja lelaki itu kaget. Namun, ia tau bahwa Sabrina juga sedih melihat sahabatnya dalam keadaan seperti itu.
Satria mengelus kepala Sabrina. Bukannya mereda, tangisnya malah menjadi-jadi. Wanita itu menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Satria.
"Gue gak kuat lihat Agni kayak gitu, Sat."
Satria tengah melamun, bahkan tugasnya terbengkalai. Entah sedang dirasuki apa lelaki itu sampai-sampai lalai dalam tugasnya hanya gara-gara memikirkan Sabrina.
Bruk.
Lamunan lelaki itu buyar ketika mendapati Avan sudah berada di ruangannya. Satria mengerutkan kening ketika Avan memberinya map berwarna biru.
"Saya tau kamu sahabat saya, tetapi saya mohon fokus. Kamu adalah sekertaris saya, jadi data administrasi perusahaan yang kamu kerjakan harus dikerjakan secara teliti," jelas Avan.
Satria meraih map biru itu, mulai membacanya. Ternyata Avan benar, ia salah menulis data administrasi perusahaan. Pantas saja ia marah.
"Maaf, gue bakal kerja lebih fokus lagi."
"Bagus." Berjalan ke ruangannya, namun langkahnya terhenti ketika ia mengingat sesuatu.
"Oh iya, satu lagi. Jika kamu menyukai Sabrina, cepatlah lamar dia." Menepuk bahu Satria, kembali ke ruangannya.
Satria mengacak rambutnya frustasi. "Kenapa sih gue mikirin Sabrina terus?"
***
Sabrina dan Agni baru selesai dengan kelas mereka. Sekarang Agni tengah menunggu jemputan Avan. Ketika sedang menemani Agni, kening Sabrina berkerut ketika melihat mobil Satria terparkir di universitasnya.
"Agni, itu mobilnya Satria bukan sih?" tanya Sabrina, menunjuk sebuah mobil putih yang terparkir.
Agni mengikuti arah tunjuk Sabrina. "Iya deh kayaknya, tapi dia ngapain di sini?"
Sabrina hanya mengangkat bahu. "Samperin yuk."
Keduanya menghampiri mobil putih Satria. Sementara Satria yang berada di dalam malah gelisah, ia mengumpati dirinya sendiri. Kenapa ia malah melajukan mobilnya ke kampus Sabrina? Satria mengacak rambutnya frustrasi.
Tok .. tok ...
Satria terpelonjat kaget, ternyata Sabrina mengetuk kaca mobilnya. Lelaki itu mengatur deru napasnya yang tak karuan. Mengapa ia malah gugup seperti ini?
"Sat ... buka ... "
Setelah napasnya normal, Satria keluar dari mobilnya. Menatap Sabrina sambil cengengesan lalu melirik Agni.
"Ha–hai ... " ujar Satria.
Agni dan Sabrina saling pandang. Mereka merasakan keanehan pada diri Satria. Sabrina memegang dahi Satria, membuat lelaki itu jadi salah tingkah sendiri.
"Lo sakit?" tanya Sabrina. Bukannya menjawab, Satria malah terus menatap Sabrina. Ia mengibaskan tangannya di depan Satria. "Hellow! Are you okay?"
Satria tersadar dari lamunannya, menggaruk tekuk kepalanya yang tak gatal. "Gu–gue okay kok."
"Tapi, pak Satria ngapain di sini? Gak kerja?" tanya Agni yang diangguki oleh Sabrina.
"Itu ... anu ... mau fotocopy berkas-berkas," jawab Satria, terbata-bata.
Agni mengerutkan kening. "Bukannya di kantor ada ya?"
![](https://img.wattpad.com/cover/308871303-288-k258102.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAUJATI
Teen Fiction-Ana uhibbuki fillah, Zaujati- "Apa bisa anda menjamin jika saya menikah denganmu, saya akan mendapat surganya Allah?" "Saya hanya wajib membimbingmu dan berusaha membahagiakanmu, surgamu memang ada padaku, dan itu pun jika kamu taat kepadaku." Agni...