Chapter 2

11K 255 3
                                    

Happy reading


Terlahir dari keluarga kaya raya, memiliki paras tampan, tubuh yang tinggi, mata yang tajam dan senyum yang manis. Namun sayang, senyum itu sangat jarang diperlihatkan di tambah sikapnya yang dingin dan cuek. Maka tak heran jika Nathaniel Winston terkenal dingin dan di segani banyak orang tak terkecuali kolega bisnisnya.

Sudah terlahir kaya raya tidak membuat Nathan berpangku tangan, lelaki itu berhasil mendirikan beberapa perusahan berbagai bidang dari hasil kerja kerasnya sendiri. Tak hanya perusahaan, apartemen, hotel bahkan rumah sakit sukses ia bangun di usia yang terbilang muda.

Drama sangat sering terjadi dalam dunia bisnis, tidak melulu tentang kerja sama antara dua perusahaan atau permusuhan antar perusahaan, tetapi juga tentang kisah pasangan hidup, sudah banyak sekali kolega bisnisnya atau ayahnya menjodohkannya dengan putri rekan bisnisnya tapi Nathan selalu menolak. Bahkan perempuan luar sana dengan terang-terangan menunjukkan kesukaannya atau mengajaknya menikah. Bukannya tersanjung, Nathan malah merasa risih.

Hingga penolakan perjodohan tidak bisa ia lontarkan lagi ketika sang ayah menjodohkannya dengan anak sahabatnya. Dia Azela khanzatama. hingga saat ini rasa itu belum muncul tetapi Nathan akan terus berusaha mencintai istrinya itu.

Lamuna Nathan buyar ketika ada yang mengetuk pintu ruangannya berulang kali.

"Masuk" perintah Nathan yang kini duduk di kursi kebesarannya.

Pintu terbuka, menampakkan sosok gadis berseragam sekolah berjalan ke arahnya. Nathan memang masih berada di Winston high school dan ada gerangan apa adik iparnya itu menemuinya di ruangannya?

"Kak Nathan"

Nathan mengangkat sebelah alisnya menunggu apa yang selanjutnya Ayyara katakan.

"Maaf udah ganggu waktu kak Nathan, Ayyara terpaksa harus ngomong ini soalnya Ayyara gak tahan lihat kak Nathan di liatin murid-murid di sini" jelas Ayyara membuat Nathan mengernyit bingung dengan maksud ucapan adik ipar nya itu.

"Maksud kamu?"

"Ishh... Maksud Ayyara itu, Ayyara gak suka liat kak Nathan sebagai suami kak Lea di puji-puji sama perempuan lain. Kasihan kak Lea kalo tau suaminya jadi incaran cewek-cewek luar sana. Pasti kak Lea sedih, Ayyara cuman pengen jaga perasaan kak Lea. Jadi mulai sekarang kak Nathan gak usah ke sekolah lagi" Ulang Ayyara panjang lebar, tak lupa ekspresi yang serius tapi malah terlihat imut.

Nathan menyeringai mendengar ucapan Ayyara yang terkesan mengaturnya.

"Apa kamu mengatur ku? Lea saja biasa saja dengan hal itu bahkan Lea memaklumi. Lalu kenapa kamu tidak terima? Apa jangan-jangan kamu yang keberatan saya di sukai banyak cewek?" Ucap Nathan dengan seringainya.

"Emang Ayyara Keberatan karena kak Nathan suami kakak Ayyara" balas Ayyara terdengar mulai kesal.

Nathan berdecak dalam hati, bukan itu maksudnya. Ck! Buat apa juga ia memikirkan itu. Suka tidak suka bukan urusannya.

"Kamu kesini hanya untuk mengatakan itu?" tanya Nathan.

"Iya.. Soalnya temen-temen Ayyara ngomongin kak Nathan terus" Ayyara mengerucutkan bibirnya kala mengingat semua teman sekelas membicarakan kakak iparnya, telinganya panas mendengar pujian mereka terhadap Nathan.

Nathan terdiam melihat wajah menggemaskan Ayyara ketika mengerucutkan bibirnya seperti itu. Gadis itu terlihat seperti kesal lantaran cemburu dengan perempuan luaran sana yang menyukai pacarnya. Bolehkah Nathan berharap seperti itu? Berharap yang tengah cemburu bukan lah Lea melainkan gadis di depannya ini?

AFFAIR (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang