Chapter 28

5.4K 133 6
                                    

Happy Reading


Tatapan Nathan tak luput dari Ayyara yang tengah memanggang daging bersama mamanya. Tampak mereka mengobrol di barengi tawa membuat Nathan ikut bahagia melihatnya. Pemandangan ini yang sangat Nathan nantikan di masa depan nanti. Bahagia dengan Ayyara atas restu keluarganya dan keluarga Ayyara.

Menahan diri untuk tidak menemui gadis itu sangat menyiksa batin. Apalagi bersikap seolah tak ada apa-apa di antara mereka di saat rindu melanda. Dan satu lagi, sosok Lea yang tak pernah lepas darinya. Nathan tidak bisa melakukan apapun karena keluarga besar mereka berkeliaran di sekitarnya. Jika ia betindak aneh bisa menimpulkan kecurigaan.

Sementara Ayyara, tengah menikmati kebersamaannya dengan Wulan, tak lain adalah mama Nathan. Dari obrolan tak jelas hingga penting menjadi pembahasan mereka.

"Daging nya jangan lupa di balik ya Ay" peringat Wulan.

"Siap!" jawab Ayyara sembari membalik daging yang mereka bakar.

"Oh Iya mama Wulan, kak Nathan suka daging gak?" pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Ayyara.

"Suka, Nathan paling suka daging Wagyu"

"Pantas aja kak Nathan suka marah-marah" ujar Ayyara seakan lupa dengan siapa ia berbicara.

Wulan tertawa mendengarnya "Emang Nathan sering marahin kamu?"

Ayyara mengangguk mantap "Kak Nathan kalo lagi marah nyeremin. Sekali ngomong ucapannya nyakitin banget"

"Kamu nakal kali"

"Enggak, kak Nathan aja yang sengsian" jawab Ayyara membantah. Sepertinya gadis itu memang sudah lupa jika Wulan adalah mama Nathan.

"Tapi kan Nathan baik kok. Kak Nathan sering bantuin Ayyara, beliin Ayyara hadiah" sambung Ayyara tersenyum cerah menatap Wulan.

"Kamu senang dong Nathan jadi kakak ipar kamu?"

Senyum gadis itu luntur mendengar lontaran pertanyaan dari Wulan. Sulit mendeskripsikan apakah ia senang Nathan mejadi kakak iparnya atau malah sebaliknya. Namun dengan Nathan menjadi kakak iparnya, ia di pertemukan dengan lelaki itu.

Ayyara kembali menampilkan senyum terbaiknya.

"Seneng" jawab Ayyara seadanya tapi masih dengan nada ceriahnya.

Wulan tertawa, Ayyara emang anaknya apa adanya, ini yang membuat Wulan suka dengan gadis itu dan dekat layaknya anak dan orang tua.

"Yaudah kamu bawa ini ke yang lain ya" titah Wulan menyerahkan daging yang sudah matang.

Ayyara mengambilnya dan menghampiri yang lain yang tengah berkumpul di atas karpet untuk menikmati hasil barbaquean mereka.

"Dagingnya sudah datang" seru Ayyara dan ikut bergabung dengan mereka. Sialnya gadis itu duduk tepat di samping Nathan.

"Wahh harum sekali" sahut Soni.

"Iya dong, kan Ayyara sama mama Wulan yang masak" jawab Ayyara dan terkekeh.

"Anak papah hebat banget" sahut Ervan memberi dua jempol untuk Ayyara membuat Ayyara semakin besar kepala alhasil gadis itu hanya bisa cengengesan.

"Ayo di coba, enak gak masakan kita?" Wulan menimpali yang baru saja datang dengan membawa sisa bakaran mereka.

Semuanya mencoba daging yang di bakar oleh Ayyara dan Wulan kecuali Lea. Hal itu tertangkap di mata Ayyara, gadis itu mengernyit heran kala kakaknya hanya menatap yang lain mencoba daging bakarannya.

AFFAIR (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang