Chapter 13

6.7K 168 7
                                    

Happy reading


Setelah momen mengharukan tadi. Ayyara lantas melakukan ritual mandinya guna menghilangkan mata bengkaknya sekaligus membersihkan diri yang terasa sangat lengket.

Malam ini gadis itu mengenakan baju rumahan biasa, kaos oversize di padukan dengan celana di sebatas lutut. Sekali lagi Ayyara bercermin untuk memastikan jika matanya tidak lagi sembab. Setelah semuanya selesai, Ayyara bersiap turun untuk makan malam. Menuruni anak tangga yang akan membawahnya ke lantai dasar.

Tepat di pintu ruang makan, tatapan Ayyara bertemu dengan manik hitam milik Nathan yang kini duduk di kursi meja makan. Hanya sebentar, Ayyara segera menundukkan kepalanya. Rasanya canggung dan malu setelah kejadian tadi.

"Kenapa berdiri di situ Ayyara, ayo sini"

Ayyara tersadar dan mengangkat kepalanya menatap kakaknya yang membawah masakan di tangannya kemudian meletaknya di atas meja.

"I--iya kak"

Ayyara duduk di kursi yang agak jauh dari Nathan, sekitar ada dua kursi yang menghalangi jarak mereka. Sementara Lea duduk tepat di samping Nathan yang duduk di kursi paling depan.

"Kakak udah buatin kamu cumi saos pedas sesuai requesan kamu" sahut Lea membuat mata Ayyara berbinar seketika.

"Wow makasih kakakku"

Lea tertawa pelan "Iya, ya udah gih di makan"

"Mas kamu mau yang mana?" Lea lanjut bertanya pada suaminya.

"Terserah kamu aja"

Selalu saja itu jawaban Nathan. Lea bahkan hapal dan bosan mendengarnya setiap kali mereka makan bersama. Seperti biasa Lea hanya menurut saja dan mulai menyendokkan nasi dan lauk ke dalam piring Nathan.

Atensi Nathan justru ke arah lain, matanya fokus menatap Ayyara yang menuangkan sambal ke dalam piringnya. Nathan terkesiap melihat gadis itu mengambil sambal beberapa sendok. Nathan tak bisa membayangkan betapa pedasnya makanan gadis itu, jangan lupakan cumi soas pedas buatan Lea.

"Sambal mu terlalu banyak Ayyara" Nathan tak tahan untuk tidak menegurnya.

"Iya Ayyara sambal mu terlalu banyak. Cuminya udah pedas jangan di tambah sambal lagi" Lea ikut menimpali.

"Ayyara gak suka kalo gak peka sambel" jawab Ayyara.

"Oke kali ini kakak biarin tapi jangan keseringan ya" ucap Lea mendapat anggukan dari Ayyara.

Mereka pun menikmati makan malam mereka dengan tenang tak bersuara kecuali dentingan antara sendok dan piring.

Ayyara berniat mengambil ayam goreng yang tersisa satu, namun sebuah tangan mengambilnya lebih dulu alhasil tangan Ayyara menggantung di udara. Ayyara menatap pemilik tangan itu yang ternyata adalah Nathan. Gadis itu segera menjauhkan tangannya.

"Buat kamu aja" Nathan mengembalikan ayam goreng yang ia ambil ke tempat semula.

Ayyara mendorong wadah ayam goreng itu "Gak usah, buat kak Nathan aja"

Nathan kembali mendorongnya ke arah Ayyara "Kamu aja. Saya sudah kenyang" ucapnya lalu meneguk air putih.

Ayyara mengambilnya dengan agak ragu. Tidak mungkin ia membuat ayam gorang itu sebagai topik berdebatan mereka. Sangat tidak estetik, terlebih di situasi awkrd-awkrd begini.

*****

Jam 7 pagi Lea sudah siap dengan pakaian rapinya. Perempuan itu akan mengunjungi butik mamanya, Arun. Semalam Arun menghubunginya dan menyuruh Lea untuk menghandle butiknya selama ia masih di luar kota. Saat ini Arun bukan lagi di bali, wanita itu bertolak ke kota pahlawan, surabaya untuk mengurus butiknya di sana. Perusahaan Arun memang hanya memiliki satu bidang namun tersebar hampir di seluruh kota di indonesia.

AFFAIR (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang