Chapter 17

5.4K 133 10
                                    

Happy reading


Dari sekolah Ayyara langsung pulang ke rumah. Satu per satu kaki mungilnya melangkah memasuki rumah besar milik Nathan, rumah yang beberapa hari ini ia tinggali. Meskipun sudah terbiasa di rumah berdominasi putih dan hitam ini, Ayyara tetap merindukan rumah lamanya dan kedua orang tuanya yang akhir-akhir ini di sibukkan dengan pekerjaannya.

Ayyara tidak boleh egosi menuntut mereka untuk cepat pulang. Setiap hari mereka selalu menyempatkan waktu untuk menghubunginya meskipun hanya sebentar. Tetapi hal itu sedikit mengurangi rasa rindunya pada mereka.

Belum sempat Ayyara membuka pintu, seseorang lebih dulu membukanya dari dalam. Terlihat lah Nathan dan Lea yang tampak rapi.  Mata Ayyara tak sengaja menangkap kakaknya mengandeng lengan Nathan dengan romantis, terlihat sangat serasi.

"Kalian mau ke mana?" Ayyara membuka suara menatap dua manusia di depannya secara bergantian.

"Kita mau jalan dulu bentar, kalo kamu lapar kakak udah buatin makanan buat kamu. Kamu tinggal makan aja" jelas Lea.

"Ohh" Ayyara hanya mengangguk pelan.

"Kita pergi dulu ya, jangan lupa makan" peringat Lea lagi di balas anggukan pelan oleh Ayyara.

"Ayo mas"

Nathan mengangguk lalu mereka mulai berjalan keluar meninggalkan Ayyara yang terdiam. Ayyara berbalik menatap kedua insan itu memasuki mobil. Mereka layaknya keluarga bahagia yang saling mencintai.

Ayyara tersenyum miris lalu memasuki rumah dengan perasaan tak karuan.

*****

Drttt...

Nada dering ponsel yang terus berbunyi membuat Ayyara buru-buru keluar dari kamar mandi. Masih dengan baju kimononya dan handuk yang melilit rambutnya gadis itu berjalan untuk mengambil ponselnya yang tak berhenti berbunyi. Ayyara penasaran siapa yang meneleponnya dengan tidak sabaran.

Tangan Ayyara yang akan menekan ikon hijau terhenti ketika gadis itu melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Pantas saja terus meneleponnya tiada henti ternyata orang itu adalah orang yang tidak memiliki sopan santun, siapa lagi kalau bukan Nathan.

Ada apa Nathan meneleponnya? bukannya lelaki itu lagi bersenang-senang dengan Lea?

Ayyara membuang ponselnya di atas kasur, lalu meninggalnya dengan keadaan yang terus berbunyi. Ayyara membuka lemari untuk mengambil baju yang akan ia kenakan. Gadis itu memutar bola matanya jangah kala ponselnya tidak berhenti juga.

Ayyara tetap tidak peduli, berjalan memasuki kamar mandi untuk berganti pakaian. Ponsel Ayyara akhirnya berhenti berbunyi namun tak lama kembali mengeluarkan suara. Hingga suara itu tak lagi terdengar berbarengan dengan keluarnya Ayyara dari kamar mandi.

"Capek juga kan lo"

Ayyara mengambil ponselnya, ada 17 panggilan tak terjawab dari Nathan. Bodo amat, Ayyara lagi berbaik hati tidak mengganggu lelaki itu dengan kakaknya. Kira-kira mereka sedang apa ya? Apa mereka jalan-jalan ke mall? Pantai? Kebun binatang? Atau wisata lainnya?

"Udah ah, ngapain juga mikirin mereka" gumam Ayyara berusaha tidak peduli.

Untuk menghilangkan pikiran konyolnya itu Ayyara mengambil buku novel untuk menyibukkan diri. Kali ini novel yang ia baca bercerita tentang seorang cewek memiliki hubungan gelap dengan seorang lelaki yang sudah memiliki istri.

Ayyara larut dalam bacaannya tanpa merasa ada sesuatu yang menggajal.

*****

Ayyara yang sedang membaca terlonjak kaget ketika pintu kamarnya di buka dengan kasar. Gadis itu mengusap dadanya akibat terkejut. Ayyara kemudian menoleh untuk melihat orang yang sudah berani membuka pintu kamarnya tidak manusiawi. Belum sempat Ayyara mengeluarkan umpatannya orang itu lebih dulu menyela.

AFFAIR (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang