Happy reading
Ayyara menatap jas yang berada di tangannya, kemudian terdengar helaan nafas dari gadis itu. Bingung, itulah yang gadis itu rasakan sekarang lantaran tak tahu harus berbuat apa untuk menggantikan jas milik Nathan. Mungkin jika ia mempunyai banyak uang ia tak perlu pusing memikirkan hal itu.
Gadis itu lalu berjalan menuju kamar mandi dan menyimpan jas itu di sana. Ia akan tetap mencucinya meskipun Nathan tidak ingin memakainya lagi. Ayyara kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi Zela. Semoga saja gadis itu bisa membantunya.
Tak butuh waktu lama Zela mengangkatnya.
"Halo Zel"
"Hmm apaan?" jawab Zela dengan nada malas-malasan.
"Gua ganggu gak?"
"Banget, gua baru aja mau istirahat tapi lo nelpon, ganggu tau gak" ketus Zela, hal itu membuat Ayyara terkekeh.
"Maaf deh kalo gitu, emang lo habis ngapain?"
"Engga ngapa-ngapain sih. Tapi hari ini jadwal gua padat banget. Kuliah sampe siang, habis itu jalan bareng Alhan dan sekarang gua baru aja selesai ngerjain tugas"
Mendengar nama Alhan, Ayyara baru menyadari jika sahabatnya itu masih menjalin hubungan dengan Alhan yang juga sahabat Reagan. Dan Reagan, kemana cowok itu? Semenjak ia balik lagi ke indonesia ia tak pernah melihat cowok itu lagi.
"Gimana hubungan lo ama Alhan?" tanya Ayyara.
"Kok malah ke hubungan gua sih. Udah cepetan ngomong lo ngapain nelpon gua"
Benar juga, Ayyara sampai melupakan tujuan awalnya menghubungi Zela.
"Oh iya lupa hehe. Lo ada duit gak? Gua butuh banget, pinjemin gua ya"
"Emang lo mau beli apa sampe minjem duit?" Menurutnya, Ayyara masih bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari, jadi jika gadis itu meminjam uang berarti ada sesuatu yang terjadi pada sahabatnya itu.
"Nanti gua ceritain. Gua butuh banget itu duit. Kalo gak gua kehilangan pekerjaan gua"
"Ada sih, lo butuh berapa?"
Ayyara tersenyum lalu menyebutkan jumlah uang yang ia butuhkan.
"Lima juta deh"
"Busett! banyak amat. Mau lo apain?"
"Ada, gua gak bisa jelasin sekarang. Nanti gua cerita ke lo sama Lintang juga. Oke, pinjemin gua ya?"
"Hm hm iya. Tapi lo harus cerita ya!"
"Siap! Makasih Zela sahabatku yang cantik dan baik hati"
"Iya santai aja, lebay lo. Udah gua matiin ya, gua mau tidur"
"Oke sip"
Panggilan kemudian terputus tak menghilangkan senyum manis di wajah cantik Ayyara. Bebannya berkurang, sekarang ia tinggal memikirkan di mana ia harus membeli jas yang sama seperti jas milik Nathan yang terkena minuman tersebut.
Mengingat lelaki itu, Ayyara jadi teringat perubahan sifat Nathan padanya. Ayyara tidak berharap lebih dari lelaki itu tapi apa perlu Nathan bersikap dingin dan sinis padanya? Lelaki itu seolah membencinya tetapi Ayyara tidak ingin mengambil pusing.
Saat ini ia hanya ingin masalahnya dengan Nathan soal jas yang harus i ganti cepat selesai dan setelah itu, ia tidak ingin berurusan dengan lelaki itu lagi.
*****
Keesokan harinya, Ayyara telah membeli jas yang harus ia ganti. Warna, bentuk dan juga merek sama persis dengan jas milik Nathan. Semunya itu di bantu oleh kedua sahabatnya, Zela dan Lintang. Ayyara sangat berterimakasih pada kedua sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR (On Going)
Romance[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Cinta memang buta dan takdir tidak ada yang tahu. Seperti Novella Ayyara Khanzatama, gadis cantik nan mungil di butakan dengan cintanya. Ayyara tidak pernah tahu bahwa takdirnya serumit ini, mencintai seseorang yang be...