Chapter 47

2.8K 115 6
                                    

Happy reading


Entah dari mana Ayyara mendapatkan keberanian, jika Ayyara yang dulu lebih sering bersembunyi dan menghindar dari apapun yang berurusan dengan Nathan, kini gadis mendatangi kantor Nathan karena ingin menemui lelaki itu.

Sebenarnya Ayyara takut akan mendapatkan cemooh dari karyawan-karyawan Nathan, namun jika ia terus bersembunyi hidupnya tidak akan ada perubahan. Dan ia juga ingin membuktikan jika ia pantas untuk bahagia.

"Permisi, pak Nathan nya ada?" Ayyara bertanya pada resepsionis di kantor Nathan.

Resepsionis tersebut sedikit terkejut melihat Ayyara yang sudah lama menghilang. Ia juga dibuat pangling dengan perubahan penampilan Ayyara serta wajahnya yang jauh lebih cantik dan dewasa. Wanita itu tersenyum manis kepada Ayyara sebelum menjawab.

"Ada, anda ingin menemui pak Nathan?"

Ayyara mengangguk dan tersenyum, merasa wanita di depannya ini menyambutnya dengan baik.

"Baiklah, anda bisa menemuinya di ruangannya. Perlu saya antar?" tawar resepsionis tersebut, sebut saja Bela.

"Gak usah, ruangannya masih sama kan?"

"Masih"

"Kalo gitu saya sendiri aja. Terimakasih"

Ayyara berjalan menuju lift untuk mengantarnya ke ruangan Nathan. Di dalam lift gadis itu bertemu dua karyawan cewek yang juga menunjukkan ekspresi terkejut sama seperti Resepsionis tadi.

Ayyara berusaha acuh saat kedua karyawan itu bisik-bisik di sebelahnya. Ia tahu mereka tengah membicarakannya. Ketika Ayyara melihat mereka, keduanya tersenyum pada Ayyara.

Tak berselang lama lift terbuka, Ayyara keluar lebih dulu lalu diikuti kedua karyawan tadi. Tidak sampai di situ, sepanjang jalan ia terus menjadi pusat perhatian. Entah apa yang mereka pikirkan terhadapnya, apapun itu Ayyara sudah siap mengadapinya.

Tiba sudah Ayyara di depan ruangan Nathan. Gadis itu mengetuk pintu ruangan Nathan. Setelah dua kali mengetuknya, pintu terbuka dari dalam.

"Halo Bian"

"Non Ayyara, anda di sini?" kaget Bian.

Ayyara mengangguk "Nathan ada di dalam?"

"Ada, tapi sepertinya dia gak mau di ganggu"

Dahi Ayyara berkerut "Kenapa?"

"Baru saja kliennya yang ada di Kanada, batalin kerja sama dengan perusahaan pak Nathan. Makanya moodnya hari ini gak baik" jelas Bian.

"Kalo gitu saya yang akan kembaliin mood dia lagi" ujar Ayyara lebih tepatnya hanya bercanda, pasalnya ia tidak tahu bagaimana mengembalikan mood orang.

"Benar, hanya anda yang bisa kembaliin mood bos saya" balas Bian mendapat kekehan dari Ayyara.

"Yaudah, saya masuk dulu"

"Silahkan" Bian mempersilahkan Ayyara masuk dalam ruangan Nathan, sementara Bian berjalan keluar.

"Siapa Bian?" tanya Nathan dengan pandangan fokus pada laptop dan berkasnya secara bergantian.

Ayyara yang melihat itu geleng-geleng kepala, lelaki itu benar-benar gila kerja. Ayyara mendekati Nathan dengan langkah pelan, gadis itu lalu duduk di kursi tepat di hadapan Nathan yang masih tidak menyadari kehadirannya.

Ayyara menumpuhkan dagunya di atas telapak tangannya.

"Fokus amat pak" ujarnya kemudian, sontak membuat Nathan mengangkat kepalanya.

AFFAIR (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang