Chapter 33

4.4K 141 15
                                    

Happy reading

Kejadian beberapa saat yang lalu terus mengganggu pikiran Ayyara. Seharian gadis itu menghabiskan waktunya hanya untuk melamun dengan penuh rasa bersalah. Ia yakin, ini yang terbaik untuk mereka berdua terutama untuk Reagan. Ia tak ingin Reagan terlalu berharap besar kepadanya.

Saat ini gadis itu tengah menunggu jemputan di halte. Karena melamun gadis itu juga tak sadar sebuah mobil berhenti di hadapannya. Ayyara masih tak sadar juga saat seseorang keluar dari mobil dan menghampirinya.

"Nona Ayyara" panggil seseorang itu namun tak mendapat respon dari Ayyara.

"Permisi, Nona Ayyara" ulang seseorang itu.

"Eh iya?" Ayyara tersentak, gadis itu lalu mengernyit heran melihat orang asing berdiri di hadapannya dan jangan lupakan, baru saja orang itu menyebut namanya.

"Em--kamu siapa?"

"Saya Bian, asisten pak Nathan. Saya ke sini untuk menjemput anda sesuai perintah pak Nathan" jawab seseorang itu dengan sopan.

"Bian? Emang kak Nathan punya asisten namanya Bian? Kamu pasti bohong ya? Kamu pencuri kan? Kamu mau curi Ayyara kan? Ngaku kamu!" Ujar Ayyara dengan wajah panik.

"Jauh jauh kamu. Aku anak baik, aku gak ada masalah sama kamu. Jadi jangan curi aku" lanjut Ayyara membuat Bian tanpa sadar menarik sudut bibirnya sehingga lesung pipi lelaki itu terlihat jelas.

Sejenak Ayyara di buat terpanah dengan senyum manis itu. Gadis itu mengerjabkan matanya berulang kali tanpa sadar. Tingkah gemas itu membuat Bian lagi-lagi tersenyum.

"Stop! Jangan senyum lagi. Ayyara gak kuat" ujar Ayyara dengan polosnya.

"Kalo gitu, silahkan masuk ke dalam mobil nona. Pak Nathan melarang saya menjemput anda terlalu lama"

"Jadi kamu beneran bukan pencuri?"

Bian tersenyum lalu menggeleng pelan "Tidak ada pencuri seganteng saya nona"

"Iya juga sih" ucap Ayyara manggut-manggut.

"Jadi, kapan anda masuk?" tanya Bian sekali lagi.

Ayyara terkekeh lalu segera masuk ke dalam mobil di ikuti oleh Bian yang dengan sigap membukakan pintu untuk Ayyara.

"Ayyara bisa sendiri"

"Tidak apa, silahkan"

Ayyara memasuki mobil jok belakang disusul Bian di kursi pengemudi. Mobil itu lalu melaju meninggalkan halte.

"Kok kamu mau sih jadi asisten kak Nathan? Kamu kan ganteng, tinggi. Lebih cocok jadi model. Kenapa gak jadi model aja?" tutur Ayyara memberi pendapat.

"Sudah takdir saya menjadi asisten pak Nathan" jawab Bian.

"Kan bisa di ubah. Berhenti aja jadi asisten kak Nathan terus kamu daftar jadi model"

"Tidak semudah itu lagian saya tidak berminat menjadi model"

Memang benar, Bian itu ganteng, tinggi, putih, manis, sangat-sangat cocok untuk menjadi seorang model. Namun tidak semudah apa yang Ayyara katakan, banyak alasan yang membuatnya menjadi asisten Nathan.

Sudah 3 tahun Bian menjadi asisten lelaki dingin itu, dan satu tahun terakhir ini Bian ditugaskan menghendle semua perusahaan Nathan di kanada. Itu lah menjadi alasan kenapa Ayyara tidak mengenali Bian.

"Kak Nathan maksa kamu jadi asistennya kan? Kak Nathan emang gak kira-kira, masa orang ganteng gini jadi asisten" gerutu Ayyara membuat Bian tersenyum simpul. Sudah tak terhitung berapa kali pemuda itu tersenyum di hadapan Ayyara.

AFFAIR (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang