Chapter 6

8.6K 197 3
                                    

Happy reading


Kring kring

Bel tanda pelajaran hari ini telah selesai berbunyi nyaring ke penjuru Winston high school menyadarkan kepada semua murid untuk pulang ke rumah masing-masih. Hanya ada beberapa yang tinggal yaitu sebagian anak osis dan juga anak basket yang akan latihan.

Ayyara, Lintang dan Zela memilih keluar kelas setelah sekolah sudah sepi, itu ia lakukan untuk menghindari desakan-desakan dari murid lain yang berebutan untuk pulang lebih dulu, padahal sama saja.

Setelah kurang lebih lima menit menunggu, akhirnya ketiga gadis itu berjalan keluar.

"Ay, ada pak Nathan tuh"

"Hah?" Ayyara segera mengikuti arah pandang Zela.

"Ngapain pak Nathan berdiri di situ, Gayanya cool banget lagi" sahut Lintang memperhatikan Nathan yang bersandar di mobil mewahnya.

Ayyara memasang mode siaga, perasaannya menjadi tidak enak. Ayyara mencibir dalam hati melihat kakak iparnya itu berdiri layaknya tebar pesona kepada penggemarnya yang bersorak di hadapannya. apa maksudnya coba mengambil gaya seperti itu. Bersandar di kap mobilnya dengan memasukan kedua tangannya di saku celananya, mengenakan jas kerjanya serta kaca mata hitam yang bertengger manus di hidungnya.

Ck! Untung saja sekolah sudah sepi kalau tidak, mungkin telinganya akan kembali panas mendengar pekikan-pekikan memuja dari murid-murid sini.

Menyebalkan, entah kenapa ia tidak rela ketampanan kakak iparnya menjadi komsumsi publik.

"Kalian duluan aja, Gue mau nyusul kak Nathan" ujar Ayyara pada kedua sahabatnya.

"Oke sopir gue juga udah jemput" jawab Zela.

"Yaudah bye" ucap Lintang serta melambaikan tangannya di balas oleh Ayyara.

Mimik muka Ayyara berubah garang, berjalan mendekati Nathan yang sadar akan kehadirannya.

"Kak Nathan ngapain sih berdiri di sini?" tanya Ayyara to the point.

Nathan membuka kaca matanya, masih dengan posisi yang sama. "Nungguin kamu"

"Nungguin Ayyara? Buat apa?" tanya Ayyara bingung.

"Ngantar kamu pulang" jawab Nathan, masih membuat Ayyara belum puas.

"Ayyara kan di jemput pak jeje, jadi kak Nathan gak usah repot-repot"

"Pak jeje lagi sibuk, makanya saya yang yang jemput kamu"

Sibuk? Perasaan tugas sopirnya itu hanya untuk mengantar dan menjemputnya ke sekolah, lalu pekerjaan apa yang membuat sopir pribadinya itu sibuk? Dan ini juga, kenapa kakak iparnya ini repot-repot menjemputnya. Jika memang ingin membantu, lelaki itu bisa menyuruh anak buahnya untuk menjemputnya. Sungguh tidak masuk di akal.

"Ayyara pulang naik taksi aja"

Nathan mengubah posisinya menjadi berdiri tegak "Jangan mengulur-ngulur waktu, buruan masuk mobil"

"Kalo kak Nathan sibuk gak usah jemput Ayyara, sama aja gak ikhlas" ujar Ayyara jutek.

Nathan menghela nafas, kesabarannya benar-benar di uji oleh gadis ini.

"Saya ikhlas, buruan naik" ucap Nathan berusaha bersabar.

"Jangan membuat saya marah dulu baru kamu mau masuk mobil" lanjutnya membuat Ayyara dengan terpaksa memasuki mobil Nathan.

"Jingin mimbiit siyi mirih dili biri kimi misik mibil" cibir Ayyara dalam mobil.

"Siapa yang menyuruhmu duduk di belakang? Saya bukan sopirmu" ucap Nathan yang sudah duduk di kursi pengemudi.

AFFAIR (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang