Chapter 19

5.7K 148 4
                                    

Happy reading


Pukul satu dini hari, Nathan tergeliat dalam tidurnya, perlahan mata lelaki terbuka disusul dengan rasa sakit menusuk kepalanya. Di tengah kesunyian Nathan meringis merasakan kepalanya berdenyut. Jika sudah begini Nathan rasanya ingin mengumpati ketiga sahabatnya yang menjadi penyebab ia begini.

Nathan mengedarkan pandangannya, manik hitam nan tajamnya lelaki itu menemukan Lea tertidur di sampingnya. Meskipun mereka tidak pernah bersentuhan tetapi Nathan tidak masalah jika ia dan Lea tidur dalam kasur yang sama. Nathan terpaku di tempatnya memperhatikan wajah damai Lea ketika tertidur, menurut Nathan wajah itu tetap damai dan penuh kelembutan dalam keadaan tidur maupun tidak.

Kencatikan Lea jangan di ragukan, wajahnya mulus dan bersih, matanya indah dan berseri dan jangan lupakan sifatnya lemah lembut membuat siapapun akan jatuh kepesonannya. Kondisi Nathan yang masih setengah mabuk membuatnya tanpa sadar mendekati istrinya itu hingga wajah mereka berjarak beberapa centi saja.

Pandangan lelaki itu jatuh pada bibir ranum milik Lea, Nathan sampai meneguk ludahnya melihat itu. Karena dalam kondisi mabuk membuat nafsu Nathan meninggi dan membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Toh Lea istrinya jadi ia bebas melakukan apapun pada perempuan itu.

Wajah Nathan semakin dekat dan sedikit lagi bibir mereka bertemu namun, tiba-tiba wajah polos Ayyara melintas di kepalanya, Nathan kembali meringis dan menyentuh kepalanya yang kembali berdenyut sakit, hal itu membuat Lea terbangun dalam tidur mendengar ringisan Nathan.

Perempuan itu terbelalak kaget melihat wajah Nathan begitu dekat dengannya sedang menahan kesakitan sampai mata lelaki terpejam. Lea merasa badannya kaku berada di bawah Nathan, jantung berdetak sangat cepat dan pandangan tak lepas dari Nathan hingga tatapan mereka bertemu.

"Mas Nathan" lirih Lea.

Nathan tidak menjawab, setan dalam tubuhnya kembali menghasutnya agar kembali mendekati wajahnya untuk mempertemukan bibir mereka. Lea memejamkan matanya menunggu apa yang akan Nathan lakukan selanjutnya tetapi selang beberapa detik Lea tidak merasakan apapun, perlahan Lea membuka matanya dan mendapati Nathan sudah duduk tegak dengan padangan ke depan.

Melihat itu Lea kembali di buat sadar jika Nathan tidak akan melakukan hal itu padanya. Lagi-lagi Lea harus menerima kenyataan pahit. Nathan pergi menuju kamar mandi meninggalkan luka pada Lea yang berharap penuh perubahan sikap lelaki itu padanya.

"Kapan mas? Kapan kamu akan berubah dan sadar jika aku selalu menunggumu mencintaiku"

*****

Motor sport yang Reagan kendarain berhenti tepat di depan gerbang hitam yang menjulang tinggi mengelilingi rumah megah di dalamnya. Cowok itu membuka helm full facenya untuk menunggu seseorang keluar dari rumah itu.

Reagan melihat arjoli yang melingkar di pergelangan tangannya, sepertinya ia terlalu pagi menjemput Ayyara, sang pacar yang baru saja kemarin resmi menjadi miliknya. Mengingat itu Reagan senyum-senyum sendiri kala membayangkan momen Ayyara menerimanya.

Sekitar lima menit Reagan menunggu, orang yang ia tunggu akhirnya datang juga. Reagan menyambut kedatangan Ayyara dengan senyum manisnya di balas Ayyara juga dengan senyuman.

"Pagi pacarku" Sapa Reagan.

Ayyara tertawa pelan "Apaan sih"

Reagan ikut tertawa melihat Ayyara tersipu malu, lucu sekali pacarnya itu.
Cowok itu turun dari motornya lalu memasangkan helm cadangan yang ia bawah ke kepala Ayyara.

"Biar gak ketilang" ucap Reagan tertawa mendapat pukulan kecil dari Ayyara. Ayyara pikir Reagan akan mengatakan kata-kata romantis alasan memakaikannya helm.

AFFAIR (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang