Happy reading
"Baca yang bener dong kak Nathan" protes Ayyara pada Nathan yang sedang melaksanakan hukuman darinya dengan nada malas-malasan.Hukuman yang tidak berat namun Nathan merasa imagenya sebagai seorang CEO jatuh kala membaca novel romantis. Lelaki itu menghembus nafasnya kasar mendengar protesan Ayyara.
"Ini udah bener" ujar Nathan dengan wajah masam.
Ayyara yang awalnya baring telantang mengubah posisinya menghadap Nathan. Gadis itu terlihat nyaman sekali di atas sana berbeda dengan Nathan yang tertekan di bawah lantai seraya memegang sebuah buku novel.
Ayyara tersenyum geli melihat Nathan duduk di bawah lantai dengan wajah di tekuk layaknya anak hilang. Bukan tanpa sebab Nathan duduk di lantai, itu adalah sebagian dari hukumannya.
"Udah halaman ke barapa?"
"Delapan" ketus Nathan, Ayyara tertawa mendengarnya.
"Kok kesel gitu sih, yang ikhlas dong atau aku marah lagi nih" ujar Ayyara di sertai ancaman alhasil Nathan mengangkat kepalanya.
"Eh jangan, iya kali ini aku serius, kita mulai lagi ya" ujar Nathan sambil membolak-balik buku di tangannya mencari di bagian mana tadi ia berhenti.
"Ngga usah" kata Ayyara menghentikan pergerakan tangan Nathan.
"Sayang, jangan marah. Ini aku beneran serius, nggak malas-malasan lagi. Ya, jangan marah ya. Ayo mulai lagi" ujar Nathan panik bersiap kembali membaca.
"Ayyara bilang enggak usah" ucap Ayyara lagi, Nathan mengangkat kepalanya menatap Ayyara lesuh, takut jika Ayyara marah padanya.
"Sini deketan"
"Sini deket Ayyara" ulang Ayyara melihat wajah kebingunan Nathan.
Nathan mendekat namun tetap di bawah lantai. Ayyara mengubah posisinya menjadi tengkurap, sebelah tangannya menopang dagunya tepat di depan wajah Nathan. Sebelah tangannya lagi mengelus kepala Nathan lembut.
"Takut banget ya Ayyara marah?" Nathan mengangguk tipis, jangan lupakan wajah cemberut lelaki itu.
"Yaudah deh Ayyara gak marah lagi"
"Tapi hukumannya belum selesai" ujar Nathan.
"Ngga usah di terusin, mana mungkin Ayyara biarin kak Nathan baca novel setebal itu. Ayyara tau kak Nathan gak suka baca novel" jawab Ayyara tak menghentikan tangannya yang terus mengelus rambut Nathan.
Nathan tersenyum lalu mengambil tangan Ayyara yang di atas kepalanya kemudian mengecupnya.
"Aku sayang kamu" tuturnya lembutnya.
Ayyara hanya bisa tersenyum, membiarkan Nathan terus mengecup tangannya berulang kali.
"Jangan cuekin aku kayak tadi lagi ya. Aku gak bisa, dada aku sakit" pintah Nathan, terlihat sangat lucu di mata Ayyara. Ayyara mati-matian menahan senyumannya.
Ayyara mengangguk "Nggak akan, karena Ayyara tahu rasanya di cuekin. Apalagi sama orang yang kita cinta" ujar Ayyara di sertai sindiran.
Nathan terkekeh, ia tahu gadisnya itu tengah menyinggungnya mengingat dulu ia mendiami gadis itu.
"Maaf" hanya itu yang Nathan ucapkan dan mengecup lama telapak tangan Ayyara.
"Tangan Ayyara bisa basah kalo di cium terus, bau ileran kak Nathan lagi" canda Ayyara mencairkan suasana.
Nathan tertawa mendengarnya "Itu tanda cinta aku sayang"
"Mana ada tanda cinta ileran" cibir Ayyara.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR (On Going)
Romance[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Cinta memang buta dan takdir tidak ada yang tahu. Seperti Novella Ayyara Khanzatama, gadis cantik nan mungil di butakan dengan cintanya. Ayyara tidak pernah tahu bahwa takdirnya serumit ini, mencintai seseorang yang be...