Happy reading
"Sepertinya ini sudah keputusan yang tepat, dengan berat hati kami harus mengeluarkan kamu dari sekolah"Mendengar itu raut wajah Ayyara mendadak panik, gadis itu menggeleng kuat "Jangan pak, Ayyara mohon jangan keluarin Ayyara dari sekolah. Ayyara akan bertanggung jawab tapi jangan keluarin Ayyara dari sekolah" mohon Ayyara pada pak danu.
"Tidak bisa Ayyara, ini sudah keputusan dari pihak sekolah. Perbuatan kamu sudah sangat melanggar peraturan sekolah ini" ujar pak danu tegas.
"Saya minta maaf" Ucap pak dan melenggang keluar dari ruangannya.
Bahu Ayyara merosot turun, ia benar-benar tidak menyangkah nasibnya akan semenyedihkan ini. Di keluarkan dari sekolah karena perbuatan tidak ia sengaja. Gadis itu menoleh ke samping melihat Nathan yang hanya terdiam tanpa berniat membantunya.
"Kak Nathan gak percaya sama Ayyara juga? Kak Nathan tau Ayyara, Ayyara gak mungkin lakuin itu" ucap Ayyara pada Nathan yang sedari tadi tidak mengeluarkan suara, setidaknya memberi sedikit keringanan untuknya.
Nathan menatap gadis itu dengan tatapan datarnya "Saya percaya kamu tidak sengaja melakukan itu, tapi kamu tetap harus di keluarkan untuk menanggung perbuatan kamu"
"Gak ada cara lain? Kenapa harus di keluarin dari sekolah?"
"Jangan tanyakan saya, saya tidak ada hak untuk itu" jawab Nathan datar.
"Yaudah bantuin Ayyara, ngomong sama pak danu supaya batalin Ayyara keluar dari sekolah" pintah Ayyara.
Nathan tidak menjawab, malah berdiri dan berjalan menuju pintu. Ayyara segera mencegah laki-laki dengan menahan tangannya.
"Jangan pergi dulu. Bantuin Ayyara ngomong sama pak danu"
"Ayyara mohon"
"Saya tidak bisa" Nathan melepaskan tangan Ayyara dan melanjutkan langkahnya meninggalkan Ayyara.
Ayyara menatap tak percaya pada Nathan yang sudah menghilang di balik pintu, Nathan tak pernah membiarkannya terkena masalah, tapi kenapa sekarang Nathan malah tidak peduli dengannya. Sikap Nathan juga berubah, laki-laki itu bersikap cuek dan dingin padanya.
Bahkan Nathan tidak menanyai kabarnya. Apa lelaki itu tidak peduli dengannya? Apa dia lupa kalau ia adalah adik iparnya?
Ayyara menundukkan kepalanya pasrah. Nathan yang ia harapkan untuk membantunya malah tidak peduli dengannya. Dia seperti bukan Nathan yang selalu memberinya perhatian kecil, Nathan yang selalu memarahinya jika ia berbuat salah.
Seharusnya sekarang Nathan melakukan hal itu padanya, memarahinya karena sudah membuat orang terluka. Jangankan mendengar omelan lelaki itu, mungkin Ayyara tidak akan mendengar suaranya jika ia tidak memulai.*****
Malam harinya Ayyara berniat menemui Nathan lagi. Ia akan terus berusaha agar mendapat bantuan dari laki-laki itu. Bagaimana pun Nathan memiliki hak, ia yakin kalau Nathan bersuara mereka pasti akan menurutinya.
Hingga saat ini Ayyara belum berani memberitahu kedua orang tuanya. Ayyara tidak sanggup melihat respon mereka jika tahu ia sudah melukai orang lain. Ayyara tidak mau melihat mereka sedih seperti kakaknya, Lea yang sudah mengatuhinya menangis di hadapannya.
Saat ini Ayyara berdiri di hadapan pintu ruang kerja Nathan. Ia bimbang, haruskah ia mengetuk dulu atau langsung masuk saja. Ayyara tidak mau membuat Nathan marah lagi jika ia langsung masuk, jadi Ayyara memilih mengetuknya lebih dulu.
Tok tok
Tok tok
"Masuk" terdengar suara Nathan dari dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR (On Going)
Romance[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Cinta memang buta dan takdir tidak ada yang tahu. Seperti Novella Ayyara Khanzatama, gadis cantik nan mungil di butakan dengan cintanya. Ayyara tidak pernah tahu bahwa takdirnya serumit ini, mencintai seseorang yang be...