Chapter 10

8.7K 188 6
                                    

Happy reading


Melihat mobil jemputannya berhenti di depan gerbang sekolah, Ayyara segera menghampiri mobil itu dan memasukinya.

"Non Ayyara, kata non Lea sebaiknya non Ayyara menemui Pak Nathan di kantornya karena non Lea sedang tak ada di rumah" sahut pak jeje setelah Ayyara duduk manis di jok belakang, pria berumur 40 an itu menyalakan mesin mobil dan melajukannya sembari menunggu jawaban nona mudanya.

"Loh kak Lea kemana?" tanya Ayyara heran.

"Non Lea sedang reuni dengan temannya non, katanya non Lea akan pulang jam 8 malam. Kalo non berani di rumah, non Ayyara bisa pulang ke rumah. Non Ayyara pilih yang mana?" Jawab pak jeje menjelaskan.

"Ihh kak Lea pergi gak bilang-bilang sih" gerutu Ayyara kesal, kalau tahu begini, lebih baik ia menginap saja di rumah Lintang ataupun Zela.

"Ayyara ke kantor kak Nathan aja deh" final Ayyara, andai saja kakaknya sudah memiliki asisten rumah tangga pasti ia tidak akan kebingunan menjadi tempat seperti ini, seperti tidak punya rumah saja.

"Baik non"

*****

"Kok kamu larang-larang Ayyara sih, emang kamu siapa?" ujar Ayyara marah pada seorang perempuan di depannya.

"Saya resepsionis di sini. Dan saya tidak membiarkan kamu masuk karena pak Nathan tidak ingin di ganggu" jawab perempuan itu sinis dan angkuh, tidak mengetahui dengan siapa yang berbicara.

"Resep--resep--resep apaan sih, resep makanan?" ucap Ayyara kesulitan menyebutkan resepsionis.

Pak jeje yang juga berada di situ tak bisa menahan tawanya, Ayyara yang mendengar tawa sopirnya itu menatap heran laki-laki itu. Pak jeje segera membekap mulutnya sendiri dan menundukan kepalanya menghindari tatapan majikannya.

Ayyara kembali menatap perempuan di depannya yang juga seperti menahan tawanya. Ada apa dengan mereka? Tatapan Ayyara beralih menatap orang yang berlalu lalang sambil menatapnya aneh, mereka menunjukkan ekspresi yang sama seperti pak jeje dan perempuan di depannya ini.

Mereka menertawakannya? Apa yang salah dengan dirinya? Ayyara menahan malu bercampur menahan kesal pada mereka yang menertawakannya. Ayyara berlari masuk meninggalkan semua orang di sana.

"Non Ayyara, anda mau kemana?!"

"Heh bocah, jangan masuk!"

Seakan tuli, Ayyara terus berjalan tanpa mempedulikan teriakan pak jeje dan perempuan aneh itu. Gadis itu mempercepat langkahnya dengan berlari masuk tanpa tujuan. Lelah berlari, Ayyara memperlambat langkahnya, nafasnya ngos-ngosan akibat berlari.

"Ngeselin banget, awas aja kalian Ayyara aduin ke kak Nathan, biar kalian di marahin" gerutunya kesal.

"Tunggu aja. ini juga ruangan kak Nathan mana sih" kesal Ayyara seraya menyapu pandangannya mencari ruangan kakak iparnya.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" seorang cleaning service menghampiri Ayyara lantaran melihat gadis itu kebingungan.

"Ayyara cari ruangan kak Nathan, kakak tahu?"

Lelaki yang bekerja sebagai Cleaning service itu bisa menebak jika gadis SMA di depannya ini adalah orang terdekat bosnya, pasalnya memanggil CEO di perusahaan ini dengan sebuatn 'Kak'.

"Tau, mari saya antarkan"

Ayyara mengangguk semangat, dan mengikuti laki-laki seumuran kakaknya itu.

Mereka memasuki lift untuk mengantarkan mereka di ruangan CEO perusahaan ini yang berada di lantai 23. Ayyara setia mengikut setelah mereka keluar dari lift tanpa banyak bertanya namun tatapannya tak pernah lepas dari interior gedung ini, mewah dan canggih.

AFFAIR (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang