Chapter 8

7.7K 173 1
                                    

Happy reading


Setelah bertahun-tahun berpikir, melewati hari-hari yang menunggu setiap putaran jam yang begitu lama akhirnya pilihan Ayyara jatuh pada dress selutut berwarna biru soft bermotif bunga. Oke lebay dan tidak jelas.

Meskipun pilihannya tidak membuatnya puas akan tetapi harus tetap ia gunakan atau tidak kesempatan keluar dengan Reagan akan sirna begitu saja. Itu tidak boleh terjadi

"Lohh Ayyara kamu mau kemana pake baju gitu?" Tanya Lea melihat Ayyara turun dari tangga berpakaian rapi begitu pun dengan rambutnya di biarkan terurai dengan rapi serta jepitan lucu di bagian atas kepalanya.

"Hehehe Ayyara mau izin keluar sebentar, boleh kan kak?" tanya Ayyara hati-hati.

"Mau kemana?"

"Emm--jalan sama temen" jawab Ayyara ragu.

"Temen cewek apa cowok?" Lea terus mengulik.

"Cowok sih tapi dia baik kok, dia juga mau ke sini izin sama kakak" jawab Ayyara.

"Yang bilang dia gak baik siapa? Kakak punya nanya dia cewek apa cowok. Tapi bagus deh kalo dia beneran baik" ujar Lea membuat Ayyara merasa mendapatkan lampu hijau.

"Jadi gimana kak Lea izinin? Cuma sebantar kok" Tanya Ayyara memastikann, berharap penuh pada kakaknya itu.

"Kakak iz-------"

"Gak!"

Sontak kedua adik kakak itu menoleh untuk melihat sumber suara itu. Mendapatkan Nathan yang baru saja memotong ucapan Lea dengan lantang. Jangan lupakan tatapannya yang tajam dan menusuk. Aduh cobaan apa lagi ini, batin Ayyara menjerit.

"Sudah malam. Saya gak izinin kamu kemana-mana." ujar Nathan berjalan mendekati adik-kakak itu.

"Kok Kak Nathan yang ngatur sih, Ayyara kan izinnya sama Kak Lea"

"Saya juga kakakmu dan saya juga berhak ngatur kamu, ini juga pesan mama Arun agar saya melarang kamu keluar malam" tekan Nathan.

"Yaudah kak Nathan jangan kasih tau mama biar mama gak marah, kak Nathan sama kak Lea juga gak akan di marahi, udah beres" Ayyara berujar tanpa bebas.

"Iya mas, izinin aja. Aku gak akan kasih tau mama, aku yakin kok Ayyara bisa jaga diri" Lea buka suara, kasihan melihat tatapan memohon adiknya.

"Lea, kamu itu istri aku jadi kamu harus berada di pihakku, besok Ayyara ujian, kalo dia keluar bagaimana dengan belajarnya?" Ucap Nathan tegas, Lea menjadi terdiam seketika, tidak berani bersuara lagi.

Berbeda dengan Ayyara, wajah gadis itu sudah merah padam menahan amarah.

"Pokoknya Ayyara mau pergi!" ucap Ayyara tak kalah tegas.

"Silahkan, pintunya sudah saya kunci"

Ayyara membelalak mendengarnya, niat sekali kakak iparnya itu melarangnya. Padahal jika mereka kerja sama, semuanya tidak akan sampai ke telinga mamanya.

"Kak Nathan jangan kayak gitu dong, sebentar lagi teman Ayyara jemput" ujar Ayyara terlihat putus asa.

"Saya tidak peduli, masuk kamar sekarang" titahnya tegas.

Suara klakson berbunyi dari luar rumah membuat Ayyara dan Lea menatap keluar pintu. Nathan tetap pada posisinya tanpa bergeming sedikit pun. Ayyara yakin jika suara klakson itu berasal dari motor Reagan.

"Tuhh kan temen Ayyara udah datang. Buka pintunya kak Nathan"

"Kak Lea bantuin Ayyara dong" Ayyara meminta tolong kakaknya yang sudah tidak pernah lagi buka suara.

AFFAIR (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang