Chapter 15

6.8K 152 0
                                    

Happy reading


Setelah upacara semua murid di beri waktu istirahat selama 15 menit. Banyak yang berbondong-bondong menuju kantin untuk mengisi perut mereka atau sekedar melepas dahaga.

Ayyara, Zela serta Lintang juga berada di kantin untuk mengisi perut mereka. Bukan karena tidak sarapan, emang dasarnya perut mereka tidak ada kenyangnya.

"Kalian mau pesan apa? Biar gua aja yang pesen" sahut Lintang setelah mereka duduk di meja kantin.

"Gua bakso, udah lama gua gak makan bakso terus untuk minumnya es teh aja" ucap Ayyara.

"Oke, lo Zel?"

"Samain aja deh, gua bingung milihnya"

"Oke kalo gitu gua juga sama" final Lintang kemudian berlalu pergi.

Bersamaan dengan itu ponsel Ayyara berbunyi pertanda ada yang menelepon. Ayyara mengambil ponsel di dalam saku seragamnya dan melihat nama Nathan tertera di sana. Untuk apa lelaki itu menelponnya.

"Zel, gua angkat telpon dulu ya"

"Ohh oke"

Ayyara menjauh dari Zela, mencari tempat agak sepi untuk mengangkat telepon dari Nathan. Setelah mendapat tempat sepi, Ayyara segera mengangkatnya.

"Ke ruangan saya sekarang"

"Hah" otak Ayyara tiba-tiba tidak berfungsi dengan baik.

"Ke ruangan saya sekarang, jangan membantah dan tidak pake lama"

Nathan mematikan sambungannya sepihak. Ayyara melotot tidak terima. Nathan selalu saja sesuka hati menyuruhnya tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara.

Menyebalkan.

Ayyara menghampiri Zela dan di sana juga sudah ada Lintang membawah pesanan mereka.

"Guys gua pergi dulu ya, ada urusan bentar" Ayyara langsung pergi setelah mengatakan itu.

"Ehh makanan lo"

"Makan aja" ucap Ayyara sedikit berteriak karena sudah berjalan lumayan jauh.

*****

Ayyara memasuki ruangan Nathan tanpa mengetuknya terlebih dulu. Persetan jika Nathan marah padanya, siapa suruh mematikan teleponnya sepihak.

"Ketuk dulu Ayyara, gak sopan" peringat Nathan di dalam sana. Laki-laki tengah duduk di sofa single.

"Kak Nathan lebih gak sopan matiin teleponnya padahal Ayyara belum ngomong" protes Ayyara berdiri di depan Nathan dengan wajah garangnya.

"Kalo saya biarin kamu ngomong, gak ada selesainya" jawab Nathan.

"Tapi kan gak gitu juga, nyuruh-nyuruh Ayyara terus matiin teleponnya sepihak"

"Iya maaf" ucap Nathan mengalah membuat Ayyara tidak lagi protes.

"Terus ngapain kak Nathan nyuruh Ayyara ke sini?"

"Duduk dulu"

Ayyara menghela nafas, lalu menduduki dirinya di sofa panjang yang terletak di sebelah sofa Nathan duduki.

"Udah, sekarang jawab" desak Ayyara.

Nathan mengambil sebuah kantong makanan di atas meja di hadapan mereka. Lalu berpindah duduk di samping Ayyara.

"Saya mau kasih ini" Nathan menyerahkan kantong itu pada Ayyara.

"Ini apaan?" tanya Ayyara seraya menerimanya.

"Gado-gado kesukaan kamu"

Sontak gadis itu menatap Nathan "Beneren?" tanyanya tak percaya.

Nathan mengangguk sambil tersenyum tipis melihat wajah sumringah Ayyara mendengar kata gado-gado.

AFFAIR (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang