Happy reading
Karena dulu Ayyara sempat menolak ajakan Vino untuk sarapan bersama kini gadis itu harus menerima ajakan lelaki itu lantaran Ayyara merasa tak enak jika terus menolak lagipula ia belum mengisi perutnya dari semalam.
Mereka sarapan bubur di penjual gerobakan tak jauh dari cafe mereka bekerja. Hanya berjalan kaki untuk tiba di sana. Itu adalah ide Vino dan Ayyara ikut-ikut saja. Malas untuk berpikir apalagi mengeluarkan suara. Kejadian kemarin terus mengganggu pikirannya.
"Gimana, enak gak?" Vino bertanya membuat Ayyara menoleh lalu mengangguk.
"Enak" jawabnya singkat, namun Vino tersenyum mendengarnya.
"Gua udah duga lo bakal suka. Bubur ini langganan gua dari dulu. Cocok banget buat orang-orang kere di akhir bulan, kayak gua ini"
Ayyara terkekeh mendengar perkataan Vino yang terlalu jujur, tapi ia salut, lelaki itu mau bekerja dan tidak malu dengan keadaannya, sifat yang humoris juga romantis akan sangat beruntung jika menjadi pasangan lelaki itu.
"Lo terlalu jujur"
Sebelah alis Vino terangkat "Kenapa gak?"
"Kalo perlu gua juga akan jujur tentang perasaan gua" lanjutnya semakin membuat Ayyara tidak mengerti maksud ucapan Lelaki itu.
"Mau gua jujur?" tanya Vino, refleks Ayyara mengangguk karena ia juga penasaran. Selagi Vino mau bercerita ia sama sekali tidak masalah mendengarnya.
Sebelum berucap, Vino memakan buburnya. Kemudian tatapan fokus pada wajah Ayyara yang sangat cantik, wajah itu yang selalu membuat jantungnya berdebar hebat dan terus terbayang di kepalanya setiap malam.
"Gue----" Vino sengaja menggantung ucapannya, matanya meneliti wajah Ayyara. Sangat cantik, Vino tidak akan pernah bosan mengatakan itu.
"Suka lo"
Ayyara berpikir, masih tidak mengerti atau otak gadis itu memang lama mencerna ucapan Vino hingga akhirnya satu kata keramat keluar dari mulut gadis itu.
"Hah"
"Gue suka lo. Gue cinta lo. Dan gue mau, lo jadi pacar gue" tekan Vino.
"Gimana, lo tertarik?" Vino memang berbeda, Ayyara sampai tersedak di buatnya.
Dengan sigap Vino memberikan air untuk Ayyara dan Ayyara segera meneguknya.
"Lo gak papa?"
Ayyara menggeleng sembari mengatur nafasannya.
"Bentar lagi cafe buka, yuk balik" Vino tahu jika Ayyara sedang mengalihkan pembicaraan tetapi ia tidak ingin menyerah begitu saja.
Selain tampan, pekerja keras dan romantis, Vino juga pemberani. Sudah tahu Ayyara seperti tidak ingin membahasnya, lelaki itu malah menggenggam tangan Ayyara dan menariknya untuk berdiri.
Ayyara terdiam, juga terkejut seraya menetap tangannya yang di genggam oleh Vino.
"Kenapa diam? Katanya mau balik" ucap Vino menyadarkan Ayyara.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR (On Going)
Romantizm[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Cinta memang buta dan takdir tidak ada yang tahu. Seperti Novella Ayyara Khanzatama, gadis cantik nan mungil di butakan dengan cintanya. Ayyara tidak pernah tahu bahwa takdirnya serumit ini, mencintai seseorang yang be...