Chapter 36

4.3K 148 9
                                    

Happy reading


"Lo udah pergi selama dua tahun tanpa ngasih tau kita, dan lo masih bisa senyum kayak gitu?"

Ayyara menggaruk tengkuknya, ia tak tahu harus berekspresi seperti apa kala kedua sahabatnya yang selama dua tahun belakangan ini tidak ia temui kini mengintimidasinya. Jelas mereka akan bersikap seperti ini, marah dan kesal kepada Ayyara yang seenak jidat pindah sekolah tanpa sepengetahuan mereka.

"Kenapa diem? Jelasin sekarang kenapa lo pergi dan gak ngasih tau kita? Udah lupa punya sahabat?" kali ini Zela berujar dengan nada sinisnya.

"Kalian gak mau peluk gua dulu gitu?"

"Enggak!!" sarkas Lintang dan Zela bersamaan.

Ayyara cemberut. Ia bingung harus melakukan apa agar mereka tidak marah lagi padanya. Saat di kampus tadi, Ayyara bertemu dengan Lintang yang juga kuliah di kampus yang sama dengannya. Lintang langsung menariknya dan membawanya ke cafe yang berada di depan kampus mereka. Gadis itu juga menghubungi Zela dan berakhir lah sekarang Ayyara mendapat pertanyaan bertubi-tubi dari mereka.

"Gua minta maaf udah pergi tanpa ngasih tau kalian. Gua punya alasan kenapa gua lakuin itu"

"Apa alasannya?"

Ayyara terdiam, mana mungkin ia memberitahu Lintang dan Zela dengan apa yang sebenarnya terjadi. Ayyara takut mereka ikut membencinya seperti kedua orang tuanya.

"Jangan bilang kalo lo gak mau ngasih tau kita lagi. Lo sebenarnya nganggep kita sahabat nggak sih? Atau lo punya sahabat baru di Swiss? Kalo benar yaudah, kita gak masalah kalo lo gak mau nganggep kita sabahat lo lagi"

Ayyara panik, dengan cepat gadis itu menggeleng kuat.

"Eh nggak gitu. Kalian ngomong apa sih. Kalian tetap sahabat gua selamanya"

Zela berdecak "Mana ada sahabat kalo lagi ada masalah gak cerita ke sahabatnya. Kita cuma pengin ringanin masalah lo, tapi lo malah simpen sendiri"

"Gua minta maaf. Gua gak mau repotin kalian"

"Repotin dari segi mana? Kita ini sahabat Ayyara. Apa gunanya kita di sini kalo kita gak bantu lo. Kita cuma mau lo berbagi cerita ke kita biar kita juga rasain apa yang lo rasain" ucap Lintang.

Ayyara menunduk, mata gadis itu berkaca-kaca. Tidak semudah itu cerita ke mereka, cerita ke mereka sama saja membongkar aib nya sendiri. Bukannya ia mendapat solusi, ia malah mendapat kemarahan dan kekecewaan.

Zela memegang kedua pundak Ayyara agar menatapnya.

"Sekarang cerita ke kita apa yang sebenarnya terjadi" tuntut Zela.

Ayyara mengangguk pelan "Gua akan cerita tapi gak di sini"

"Oke" Zela mengangguk begitu pun juga Lintang.

"Yaudah sini peluk" Lintang dan Zela segera menubruk Ayyara dengan pelukannya. Ayyara semakin menangis, terharu karena mereka masih menganggapnya sahabat.

"Jangan nangis dong, masa gitu aja nangis. Cengeng lo" ledek Lintang.

"Gu--gua terharu" jawab Ayyara.

AFFAIR (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang