4. || KALI PERTAMA

92 8 0
                                    

Pagi hari Prim mencari Gibran untuk memberikan susu kotak, lelaki itu sama sekali belum terlihat dari pantauan Prim. Pikirannya teringat satu tempat yang sering di kunjungi Gibran, yaitu taman belakang sekolah.

Prim tersenyum lalu berlari menghampiri lelaki itu yang tengah menggambar di buku kosongnya.

"Gibraaannn" ucap Prim tersenyum terlihat gigi rapinya.

Gibran sama sekali tak menoleh, tanpa menoleh pun ia tahu suara yang memanggil namanya itu. seperti sudah tak asing di dengar, hampir sepanjang waktu di sekolahnya suara Prim sering terdengar oleh Gibran. Seperti sudah lekat di telinganya.

Lelaki itu masih sibuk mengukir gambar imajinasinya, Prim menghela nafas ketika Gibran tak menolehnya. Prim duduk di samping Gibran lalu matanya melihat ke arah gambar yang sedang ia lukis. Prim tersenyum tak ragu untuk memuji hasil karya Gibran.

"Keren loh."

"Gibran bisa lukis Prim nggak? lukisin dong."

Gibran masih saja diam, kemudian ia menempelkan sebuah headset miliknya ke telinga. Gibran tak ingin mendengar suara gadis yang seringkali menganggu dirinya itu.

Prim dengan polosnya melepaskan headset Gibran yang menempel di telinga kanan. Gibran mengernyitkan dahinya hanya melirik Prim sebentar lalu kembali fokus pada gambarnya.

Prim terlihat senang bisa mendengarkan lagu berdua dengan Gibran, bibirnya melenceng menyanyikan lagu yang terputar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Prim terlihat senang bisa mendengarkan lagu berdua dengan Gibran, bibirnya melenceng menyanyikan lagu yang terputar. suaranya lumayan bagus, tapi tetap saja Gibran merasa terganggu, hingga Gibran melepaskan kembali headset dari telinga Prim.

"Gibran, Prim suka lagunya kenapa di lepas?" tanya Prim kesal.

"Suara lo ganggu." kata Gibran.

"Gibran, Prim seneng loh denger lagu itu." kata Prim tersenyum.

"Ohh iya Gibran, nanti malem Gibran jadi ke ulangtahun nya Kak Hana?" tanya Prim penasaran.

"Nggak!"

"YESSSSS !!" ucap Prim dengan tampangnya yang polos. Gibran menoleh lalu menggelengkan kepalanya tanpa ekspresi.

"Yaudah Prim ke kelas dulu yah, jangan lupa di minum susu nya." tambah Prim meninggalkan Gibran.

Lagi dan lagi Gibran mendapatkan susu kotak gratis, Prim seperti memang sudah terbiasa memberikan susu kotak rasa strawberry itu kepada Gibran.

***

Di jam terakhir pelajaran, Prim merasakan rasa sakit di bagian perutnya. Bella beberapakali bertanya tentang ekspresi wajah Prim yang masih menahan rasa sakitnya.

Bella menyuruh Prim untuk pergi ke UKS, tapi Prim tetap menggelengkan kepalanya. ia lebih memilih mengikuti pelajaran Fatur, guru Bahasa Indonesia.

"Prim mau ke Uks? gue anter." kata Bella mengajak.

GIBRAN UNTUK PRIMILLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang