55. || SEBUAH TAKDIR.

68 7 0
                                    

Dari sekian banyaknya pertemuan, yang paling menyenangkan yaitu bertemu denganmu.
.
.
.
.
.
.
.

💓Selamat Membaca💓
.
.
.
.
.
.

Prim sudah terbiasa dengan sosok Gibran yang baru, Gibran yang posesif, Gibran yang cerewet, Gibran yang selalu menolak ketika di telepon. Prim memang sudah merasa ada yang aneh dari diri Gibran, seperti menarik dirinya untuk mencari tahu di balik semuanya.

Sudah 8 bulan lamanya, Prim menghubungi Gibran hanya sebatas pesan teks.

"Mah, Gibran kenapa ya?"

"Kenapa apanya?"

"Dia selalu nolak di telepon, Prim kan kangen suara Dia."

Aneu terdiam ia mendaratkan telapak tangannya untuk menyentuh pipi putrinya itu.

"Gibran pasti lagi nunggu Kamu kok. Tenang yah."

Sejak 3 bulan yang lalu Aneu sudah mengetahui kondisi Gibran dari Jefri saat putranya itu sudah pulang lebih dulu ke Indonesia. Lelaki itu melarang Aneu untuk memberitahu kondisi Gibran yang mengalami koma.

"Yaudah, Kamu pasti laper kan? Mau Mama masakin apa?" Aneu beranjak pergi.

Prim menahan pergelangan tangan Aneu, ia menggelengkan kepalanya. "Prim nggak laper."

Aneu menghela napas kemudian kembali duduk bersamanya. "Masih kepikiran Gibran?"

Prim mengangguk pelan.

"2 minggu lagi Kamu pulang ke Indonesia. Sabar ya."

***

Sampai di Bandara, Prim menjumpai Jefri yang ingin menjemput dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai di Bandara, Prim menjumpai Jefri yang ingin menjemput dirinya. Gadis itu terlihat berbeda, matanya tak lagi sayu, ia juga tak lagi memakai kursi roda, rambutnya tak lagi panjang seperti dulu, mungkin karena faktor dari kemotherapy hingga mengakibatkan rambutnya pendek layaknya seorang seperti seorang laki laki.

Prim berlari kecil menghampiri Jefri yang tengah melambaikan tangan.

"Kak Jeff..."

Jefri tersenyum lalu memeluk erat, lelaki itu mencium puncak kepala Prim penuh kasih sayang.

"Ayoo Kak. Prim udah nggak sabar mau ketemu Gibran." Prim menarik pergelangan tangan Jefri.

GIBRAN UNTUK PRIMILLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang