Semua orang berhak bahagia dengan caranya mereka masing masing.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Prim sudah tidak berbaring lagi di rumah sakit, gadis itu tidak ingin terus berlarut dalam kesedihannya, ia lebih memilih masuk sekolah meskipun harus dengan kursi roda. Tidak bisa jalan bukanlah penghalang baginya untuk tidak masuk sekolah.
Gadis itu tampak tenang menatap beberapa pasang mata yang cukup memperhatikan dirinya, Prim tidak berani menatap satu persatu pasang mata diantara mereka.
Prim menoleh ke arah Jefri yang kini sedang mendorong kursi rodanya.
"Kak Jeff, sampe sini aja yah. Prim bisa sendiri kok."
"Nggak! Gue mau pastiin lo baik baik aja sampe kelas."
Prim memandang pada sekitar, lalu pandangan gadis itu terhenti setelah ia melihat Bella dan Apin yang tengah melambaikan tangan.
"Kak Jeff, itu ada Bella." Prim menunjuk.
Jefri menghampiri kedua kawan adiknya itu.
"Lo udah mendingan Prim?" Apin mendekati setelah memberi salam sapa kepada Jefri.
"Udah Pin, kok berdua tumben? Gibran sama Leo kemana?"
"Gibran belum dateng, kalau Leo udah ada di kelas." Bella menjawab.
"Yaudah kalau gitu, Bella, Apin Kak Jeff titip Prim yah."
"Siap Kak."
"Kalau gitu Kak Jeff pamit ya Prim, kalau pulang chat Mama aja ya." Jefri membungkukkan punggunggnya.
"Iya Kak."
Bella mendorong kursi roda Prim menuju kelas, di temani Apin di sampingnya. Prim masih merasa kurang nyaman ketika masih melihat beberapa pasang mata yang terus memperhatikannya.
"Ihh kok itu ceweknya Gibran di kursi roda sih?"
"Iya, lumpuh kali ya? Kasian banget."
"Eh itu si Prim denger denger lumpuh ya? Di putusin Gibran nggak ya?"
"Gibran apa kabar ya, pas tau cewek nya lumpuh?"
Kalimat kalimat toxic itu mendarat di telinga Prim dan kedua kawannya, hal itu membuat Bella dan Apin kesal.
"HEH, BACOT LU." Bella mendekati perempuan itu.
"Apa lo?"
"NGGAK PUNYA HATI, ANJING!"
"Gue nggak mau cari ribut."
"LO HINA PRIM, LAWAN GUE!" teriak Bella.
"Bella, udah biarin." Apin menyimpan kedua tangannya di bahu Bella.
"Nggak bisa dong Pin, mereka cari masalah."
"Ehh denger lu semua, bacotan kalian semua itu sampah! Gibran nggak suka sama cewek yang mulutnya kotor kayak lo semua. Iri yah, Prim lebih beruntung daripada kalian."

KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN UNTUK PRIMILLY
RomanceMencintai manusia paling cuek bukanlah keinginan Prim, tapi di cintai oleh Gibran adalah impiannya. "Senyumnya jangan sering di lihatin ke orang orang Gibran, buat Prim aja." "Kenapa?" "Senyum Gibran bikin mereka lupa diri. padahal kan Gibran udah...